Source: Ekspresionline.com |
Alhamdulillah udah memasuki hari ke 16 Ramadhan. Semoga masih terus diberikan kekuatan, kesehatan dan hidayah untuk semakin memperbanyak amal ibadah. Soalnya setengah perjalanan lagi, Ramadhan akan meninggalkan kita. Dan kita sama sekali gak tahu, bakal ketemu lagi di tahun depan atau enggak. So, semakin perbanyak doa semoga tetap istiqomah di Jalannya, Amin Ya Rabbal Alamin.
Pertengahan Ramadhan, berarti sebentar lagi lebaran. Biasanya karyawan kayak saya akan bersuka cita, soalnya akan menerima THR, yeay.. Untuk Pegawai Negeri Sipil biasa menerima Gaji ke-13.. Bahagia Luar Biasa. Soalnya dapat gaji dua kali dalam sebulan. Tetapi yah gitu, Gaji bertambah berbanding lurus dengan Pengeluaran yang bertambah.
Semakin banyak penghasilan, semangat untuk berbelanja ini itu juga bertambah. Akibatnya jadi terjerat dengan gaya hidup konsumtif. Dan kondisi ini semakin diperparah kala memasuki akhir Ramadhan. Berbagai keperluan bercampur keinginan muncul satu persatu. Hasrat untuk mengganti ponsel yang lama dengan gadget terbaru, Baju dan tas unyu-unyu juga menggoda ditambah lagi dengan potongan discon 20%-80%, belum lagi mikirin style saat shalat Idul Fitri nanti. Harus beli mukena baru, beli Baju Gamis Baru, dan sandal baru juga. Hari Raya kan musti tampil maksimal. Malu dong, kalo pas Hari Raya tiba, kitanya malah tampil kucel dan dekil. Untuk budgetnya kan bisa pake dana THR, kalo gak cukup, kan bisa gesek kartu kredit dulu. Toh bunga perbulan nya kecil. Lagipula, kita hidup kan cuma sekali, jadi kita musti bahagia. Dan cara untuk berbahagia adalah memuaskan keinginan diri. Akhirnya tanpa sadar kita mendadak jadi konsumtif.
ckckkckckc.. kalo udah berpikir kayak gini. Berarti kita udah benar-benar terjebak dengan pola pikir yang salah dimana kebahagiaan diri tergantung dari barang-barang yang ita beli. Merasa percaya diri setelah memakai barang-barang branded. Kepuasan diri tergantung dari penilaian orang lain dan rasa gengsi.
Menurut Sumartono : 2002, pengertian perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Masih menurut Sumartono, perilaku konsumtif ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor Internalnya ialah harga diri, motivasi, kepribadian dan konsep diri sedangkan Faktor Eksternalnya ialah karena tergabung dengan kelompok sosial kalangan atas, yang mau tidak mau kita juga harus ikut arus.
Gaya hidup seperti ini benar-benar akan menjerumuskan. Mirip seperti film Shopaholic, Seorang Rebecca Bloomwood yang tergila-gila belanja, merasakan kesenangan sementara saat mendapatkan barang yang diinginkan tetapi kemudian merasa menyesal karena pada akhirnya ia terlilit utang yang besar. Hingga kemudian ia berjuang habis-habisan untuk menghentikan kebiasaannya berbelanja barang-barang yang tidak perlu. Jadi sebelum diri terlilit utang, sebelum kantong semakin mengempis, sebelum rasa penyesalan tiba. Hentikan kebiasaan untuk mencari kesenangan lewat berbelanja. Sebab berbelanja bukan satu-satunya cara untuk menyenangkan diri sendiri atau meningkatkan gengsi dan rasa percaya diri. Kita bisa menemukan kebahagiaan dengan membaca buku atau menonton film favorit, berkumpul dan bercanda bersama keluarga atau melakukan travelling. Dibandingkan uangnya habis untuk membeli barang ini itu. Mending dipake untuk beli pengalaman dengan melakukan perjalanan ke tempat-tempat menyenangkan.
Masih dalam rangka menulis untuk 1 minggu 1 cerita dengan Tema: Konsumtif
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan