Malem-malem sebelum tidur, saya membuka-buka galeri foto di Ponsel. Kemudian nemu gambar ini...
Area Pemakaman |
Gambar
ini kuambil saat menziarahi makam adik kecil ku. Aku sengaja mengambil gambar ini agar jadi pengingat bahwa Kematian adalah Hal paling pasti yang akan terjadi pada semua makhluk di dunia ini. Dan itu termasuk diriku.
Saat sedang pulang kampung, aku akan berusaha menyempatkan diri untuk mengunjungi makam adik kecilku dan mengirim doanya untuknya. Selain itu waktu seperti ini adalah saat yang tepat untuk bermuhasabah diri. Saat berkunjung ke pemakamam tersebut, aku selalu merasakan ada getaran halus yang meresap di hati dan tentu saja butiran-butiran air hangat akan mengalir deras dari mataku. Tetapi setelah itu aku merasa hatiku damai dan tenang. Ada aura yang berbeda saat berdiri di tanah pemakaman tersebut. Rasanya area pemakaman tersebut berada di dimensi berbeda dengan jalanan macet yang penuh debu di depan sana.
Saat sedang pulang kampung, aku akan berusaha menyempatkan diri untuk mengunjungi makam adik kecilku dan mengirim doanya untuknya. Selain itu waktu seperti ini adalah saat yang tepat untuk bermuhasabah diri. Saat berkunjung ke pemakamam tersebut, aku selalu merasakan ada getaran halus yang meresap di hati dan tentu saja butiran-butiran air hangat akan mengalir deras dari mataku. Tetapi setelah itu aku merasa hatiku damai dan tenang. Ada aura yang berbeda saat berdiri di tanah pemakaman tersebut. Rasanya area pemakaman tersebut berada di dimensi berbeda dengan jalanan macet yang penuh debu di depan sana.
Saat berada di area pemakaman ini, yang terdengar hanya cicit
burung kecil yang bermain di pepohonan, hanya ada suara angin yang berhembus
pelan, serta suara gemerisik ilalang yang tumbuh di celah-celah batu nisan.
Lalu hati kecilku akan berbisik,
"Ah...
suatu hari nanti kau pun akan berbaring disini, sendirian"
Aku lalu berpikir tentang keadaanku saat aku telah
berbaring di tanah yang keras dan lembab itu. Aku mungkin saja akan terus
menangis dengan penuh penyesalan. Menyesali waktuku di dunia yang kubuang
percuma. Menyesali betapa banyak perkataan dan tingkah lakuku yang menyakiti
hati orang lain. Aku pasti akan menyesali betapa sedikit ibadah yang telah
kulakukan. Betapa sangat kurang uang yang kusedekahkan. Serta
penyesalan-penyesalan lain yang sungguh sudah tak berguna lagi.
Aku masih berdiri disitu memandangi batu-batu nisan tersebut.
Lalu ayahku menepuk pundakku menyuruh aku beranjak dari situ. Hatiku kecilku
berbisik lagi,
"Bersyukurlah
kau masih ada di dunia. Waktumu masih ada tersisa. Kau masih bisa memperbaiki
kesalahan-kesalahan di masa lalu. Bertaubat atas segala dosa-dosa, memperbanyak
ibadah agar penyesalan yang mungkin akan kau rasa esok saat terbaring di tanah
keras ini, bisa sedikit berkurang. Bersyukurlah, karena kau masih memiliki kesempatan hidup hari ini"
Aku
adalah satu dari sekian banyak orang yang sangat takut akan segala
kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi di masa depan. Takut akan
kekurangan, takut ditinggalkan orang tersayang, takut merasa terluka dan
tersakiti. Tetapi ada satu hal yang kulupa. Aku memang tidak selamanya hidup di
dunia ini. Aku tidak bisa bersama orang-orang yang kusayangi di dunia ini
selamanya. Akan ada rasa sedih, sakit, terluka yang mungkin akan kurasakan esok
hari, tetapi itu hanya sebagai tanda bahwa aku merasakan semua itu, karena aku
masih hidup di dunia. Dan jika aku merasa bahagia dan senang esok harinya lagi,
maka aku akan mengingat bahwa itu pun tak abadi. Karena Kematian hal paling
pasti yang akan terjadi pada diri kita.
Suka sedih kalau mengingat kematian. Semoga kita termasuk orang yang siap tanpa penyesalan saat hari itu tiba.
ReplyDeleteAmin Ya Rabbal Alamin
ReplyDeleteMakasih Mbak Nae udah mampir ^_^
Peluk hangat dr Indonesia..