Makassar, 10 April 2020
Hari ini Jumat, dan hari ini pun Mesjid di kotaku sebagian besar belum bisa menunaikan Sholat Jumat Berjamaah seperti minggu-minggu kemarin sejak Virus Covid-19 masuk dan menyebar keseluruh wilayah Indonesia. Ini situasi yang menyedihkan sekaligus sangat mengerikan karena setiap harinya media sosial, media cetak dan media elektronik mengabarkan bahwa Pasien Positif terkena Virus semakin bertambah dan memakan korban jiwa.
Lebih parahnya lagi, Media juga mengabarkan bahwa di beberapa daerah Pasien Positif dan meninggal dunia, jasadnya ditolak oleh warga untuk dikuburkan di daerah mereka karena takut tertular virus dari Jenazah. Pemerintah menghimbau agar seluruh masyarakan tetap melaksanakan segala aktifitas dari rumah. Karena hal itu, banyak masyarakat yang kemudian mulai panik dan bersegera berlomba-lomba ke swalayan dan supermarket memborong kebutuhan sandang dan pangan untuk mencukupi kehidupan sehari-sehari yang malah berdampak pada penumpukan barang. Segala jenis vitamin dan suplemen peningkat daya tahan tubuh habis di apotek-apotek. Beberapa oknum malah memanfaatkan situasi dengan melakukan penipuan disana sini demi meraup untung besar ditengah kepanikan masyarakan yang menjadi-jadi.
Beberapa pelajar dan mahasiswa banyak yang mulai stress karena harus "standby" tiap waktu depan laptop dan gadget guna menjaga absensi dan nilai agar tetap stabil selama tugas "study from home" masih berjalan. Beberapa ibu muda berstatus karyawan perusahaan mengalami stress dan tekanan darah tinggi, karena tugas kantor yang dikejar deadline ditambah tugas rumah mengurus anak dan suami selama 24 jam full.
Beberapa pelajar dan mahasiswa banyak yang mulai stress karena harus "standby" tiap waktu depan laptop dan gadget guna menjaga absensi dan nilai agar tetap stabil selama tugas "study from home" masih berjalan. Beberapa ibu muda berstatus karyawan perusahaan mengalami stress dan tekanan darah tinggi, karena tugas kantor yang dikejar deadline ditambah tugas rumah mengurus anak dan suami selama 24 jam full.
Beberapa orang lainnya merasa semakin panik tatkala mengalami gejala flu, demam, dan batuk yang mirip gejala awal Virus Covid 19 tetapi terlalu takut untuk memeriksakan diri ke dokter karena takut berubah status menjadi PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang harus diisolasi di rumah sakit. terpisah dari keluarga, tidak boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan keluarganya dijauhi masyaraka sekitar karena takut tertular.
Sedangkan "beberapa orang lainnya", menganggap wabah virus corona ini adalah sesuatu sepele. Sehingga menganggap orang-orang yang memakai masker, sering cuci tangan, dan menjauhkan diri dari manusia lain adalah perbuatan lebay. Menurutnya hidup dan mati sudah ditangan Tuhan jadi tak perlu merasa resah karena jika ditakdirkan mati dalam ruangan paling aman sekalipun, ajal tetap menghampiri. Aku tidak mau menyalahkan mereka dengan pemikiran seperti itu, aku hanya berharap mereka semua tetap sehat sehingga tidak menularkan virus ke sekitarnya.
Itu pikiranku tentang beberapa orang yang kulihat di sekelilingku menanggapi mewabahnya Virus Corona saat ini. Aku sendiri yang merupakan anak rumahan. Jarang bersosialisasi. Tidak suka jalan-jalan. Dan mengganggap rumah adalah tempat paling aman, tetap merasa stress, panik, dan khawatir. Aku tidak bisa ikut taklim, seminar, workshop, pengajian dan bahkan tidak bisa merasakan bahagianya sholat berjamaah di mesjid.
Jadi doaku hari ini, di hari Jumat yang penuh barokah ini, aku memohon dengan segenap hati dan jiwa kepala Pemilik Alam semesta, Pemilik Langit dan Bumi "Semoga Virus ini segera menghilang dari muka bumi. Penyebaran Virus terhenti. Dan pasien yang sakit segera sembuh kembali. Agar kami bisa menyonsong Ramadhan yang kami nanti dengan penuh suka cita dan Kedamaian Hati. Agar semua aktifitas sehari-hari bisa kembali seperti semula. Belajar, Beribadah, dan Berdoa tanpa perasaan was-was sama sekali" Amin Ya Rabbal Alamin.
Itu pikiranku tentang beberapa orang yang kulihat di sekelilingku menanggapi mewabahnya Virus Corona saat ini. Aku sendiri yang merupakan anak rumahan. Jarang bersosialisasi. Tidak suka jalan-jalan. Dan mengganggap rumah adalah tempat paling aman, tetap merasa stress, panik, dan khawatir. Aku tidak bisa ikut taklim, seminar, workshop, pengajian dan bahkan tidak bisa merasakan bahagianya sholat berjamaah di mesjid.
Jadi doaku hari ini, di hari Jumat yang penuh barokah ini, aku memohon dengan segenap hati dan jiwa kepala Pemilik Alam semesta, Pemilik Langit dan Bumi "Semoga Virus ini segera menghilang dari muka bumi. Penyebaran Virus terhenti. Dan pasien yang sakit segera sembuh kembali. Agar kami bisa menyonsong Ramadhan yang kami nanti dengan penuh suka cita dan Kedamaian Hati. Agar semua aktifitas sehari-hari bisa kembali seperti semula. Belajar, Beribadah, dan Berdoa tanpa perasaan was-was sama sekali" Amin Ya Rabbal Alamin.
Walaupun wabah virus ini sangat mengkhawatirkan ,tetapi karena wabah virus ini, banyak keluarga yang berkumpul kembali di rumah. Merasakan kehangatan dan kenyamanan berkumpul setelah sekian lama berkutat di luar rumah. Banyak yang mendapat ide dan kreatifitas bermunculan saat menikmati waktu senggang di kamar seharian. Dan banyak hubungan yang mulai retak kini terjalin lebih indah karena kebersamaan bersama keluarga..
Dan Karena virus ini menjangkiti hampir seluruh negara di dunia, aku mulai mengkhawatirkan sahabat-sahabat penaku yang ada di luar sana. Bagaimana Keadaan mereka? apakah mereka dan keluarga nya sehat-sehat saja? Jency in Canada, Courtney Woodie in USA, Busra Ocak and Edanur in Turkey, Vadim Voosevich in Belarus, Jacqueline in Austria, Yumi Obika in Japan, Nurul Syazana in Malaysia, and The last Kristy in Quzhou - Zhejiang China,, I hope you and your family always healthy and feel well. Hope God Always Bless You guys
Mari tetap berpikir positif, jaga diri dan keluarga, dan tetap semangat...
Hidup dan mati memang di tangan Tuhan tetapi kita tetap harus berusaha terbaik untuk hidup baik di dunia ini dan tidak merugikan orang lain di sekitar kita.
Semoga keadaan bisa segera membaik dan kita bisa piknik diluar kembali dan mengagumi Ciptaan Tuhan Yang Maha Sempurna
Memang betul, kadang di rumah terus mengerjakan tugas malah bikin bete dan stres, semoga saja Corona cepat berlalu ya mbak.
ReplyDeleteSaya sebagai mahasiswa tingkat akhir juga terbawa stresnya. Belum lagi menghadapi kampus yang juga terlibat sama bingungnya, sampai sistem selalu berubah-ubah. Ditambah harus menghadapi beberapa pihak yang menganggap ini semua konspirasi. Saya yang suka nulis-nulis opini kadang gatal ingin berkomentar, tapi disisi lain saya malas ikut-ikutan.
ReplyDeleteSemoga saja akhir tahun atau beberaps hari ke depan negeri ini, dunia ini semakin membaik.