Skip to main content

WAKTU YANG TEPAT (DARI BUKU LAUTAN LANGIT)

Waktu yang tepat - hal.79 

 

source: www.pexels.com

Kita tidak pernah tahu kapan waktu yang tepat. Kecuali, kita menjalaninya.

Aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk datang kepadamu, kecuali aku telah benar-benar mendatangimu. 

Mungkin juga pertanyaan itu akan hadir dalam pikiranmu. Mengapa ada seseorang datang tidak tepat waktu atau justru di saat kamu sedang sibuk dengan hal lain.

Urusan waktu adalah urusan paling rumit yang pernah kuhadapi. Tidak bisa diajak kompromi, tidak bisa diminta untuk lebih pelan atau lebih cepat, tidak bisa ditebak apa yang akan terjadi bahkan satu detik kemudian. Semua serba rahasia.

Waktu juga turut menjadi saksi kunci atas segala kesalahan di masa lalu. Waktu juga turut menjadi mata-mata untuk masa depan yang sama sekali tidak kita ketahui. 

Kita tidak pernah tahu juga kapan waktu kita akan berhenti.

Urusan waktu ini menimbulkan banyak pertanyaan tapi juga menyediakan jawaban dan aku harus menunggu sedetik demi sedetik untuk sampai pada jawaban itu.

Hingga pertemuan kita beberapa waktu yang lalu, kurasa itu waktu yang tepat, tetapi ternyata itu hanya perasaanku saja.

Tidak pernah benar-benar menjadi tindakan dan waktu yang dirasa tepat pun terlewat.

Kita tidak benar-benar tahu kejutan macam apa lagi yang tiba-tiba akan dihadirkan. Kita tidak benar-benar tahu kapan Tuhan tidak lagi membiarkan kita berjalan sendirian. Kita sama sekali tidak tahu tentang kapan seseorang itu datang.

Kita sibuk dengan segala urusan hidup kita. Kita mungkin resah sekaligus berharap.

Kita mungkin putus asa sekaligus tetap percaya, bahwa waktu terbaik itu tidak pernah ada dalam takaran manusia. 

Kita yang saat ini sibuk, mungkin tidak akan pernah menduga bahwa seseorang tengah disiapkan Tuhan untuk satu waktu dalam hidup kita.

Hanya satu hal yang perlu kita pahami bahwa tidak semua yang datang itu harus diterima, tidak juga harus ditolak. Bahwa segala hal yang dihadirkan dalam hidup kita adalah ujian. 

Seseorang yang dihadirkan untuk kita juga adalah ujian. Diterima atau tidak, itu adalah sebuah jawaban dan masing-masing pasti memiliki arti tersembunyi.

Melalui orang itu, melalui yang datang itu, ada secarik surat cinta dari Tuhan yang ingin diberikan. Sebuah pesan yang bisa mengantarmu ke pemahaman yang lebih dalam tentang hidup.

*** 

Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang