Penulis Buku : Habiburrahman El Zhirazy
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : Republika
Jumlah Halaman : 573 Halaman
Senang sekali akhirnya bisa menemukan kembali
karya baru Kang Abik (Panggilan Akrab Habiburrahman El Zhirazy). Sejak pertama
membaca Novel Ayat-Ayat Cinta, saya pun langsung jatuh cinta dengan tulisan
Kang Abik. Mulai dari Novel Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam
Mihrab Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Bumi Cinta, Ketika Cinta berbuah Surga
Hingga Novel Api Tauhid ini, semuanya keren. Selalu ada pesan-pesan moral di
dalamnya, nasehat religi, dan penggambaran Luar Biasa dari tokoh dan setting
tempat nya.
Kalau Novel Ayat-Ayat Cinta mengambil
setting di Cairo, Novel Bumi Cinta mengambil setting di Rusia, Novel Api Tauhid
ini mengambil setting di wilayah Turki. Penggambarannya sangat jelas, seolah
– olah kita benar-benar bisa menikmati indahnya lekuk-lekuk kota Istanbul
tersebut. Di Novel ini, Kang Abik mengajak kita berkenalan dengan sosok Fahmi.
Anak Muda bersemangat yang sedang menjalani studinya di Madinah. Semuanya
berjalan baik- baik saja hingga kemudian takdir mempertemukan nya dengan Pak Kyai
Arselan Yosowilangun. Kepala Pondok Pesantren Manahilul Hidayat tersebut lalu menikahkan
Fahmi dengan putrinya, Firdaus Nuzula. Proses lamaran hingga akad nikah
semuanya berjalan lancar. Dan Fahmi pun kembali ke Madinah untuk menyelesaikan
studinya. Di saat ia merasa sangat bahagia karena telah mempunyai seorang istri
yang membuat hatinya selalu berbunga-bunga, tiba-tiba saja ia mendapat kabar
dari Mertuanya yang tak lain adalah Pak Kyai Arselan agar menceraikan putrinya.
Fahmi yang tak tahu apa-apa, merasa sangat terpukul dengan keputusan mertuanya
tersebut. Dalam rangka mengobati hatinya yang terluka dan mencari jalan terbaik
dari masalahnya, ia memilih untuk i’tikaf di Mesjid Nabawi dan bernazar untuk
mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak 40 kali dalam waktu 15 hari. Karena terlalu
memaksakan diri, akhirnya Fahmi jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit
untuk sementara waktu. Sahabat-sahabat Fahmi merasa sangat kasihan padanya, dan
menyarankan agar Fahmi melakukan liburan ke Turki sekaligus mencari tahu jejak
sejarah hidup ulama besar Syaikh Badiuzzaman Said Nursi, Ulama yang dikenal
sebagai keajaiban zaman. Perjalanan Fahmi dan Sahabatnya kemudian
mempertemukannya dengan dua orang gadis bernama Aysel & Emel yang jatuh
cinta diam-diam dengan sosok Fahmi yang bersahaja.
Novel nya menggabungkan nuansa romantisme kehidupan Fahmi dan sepak terjang perjuangan Syekh Said Nursi mulai dari pertemuan Ayah dan Ibunya, kemudian lahirnya, beranjak dewasa hingga akhirnya kembali ke Pangkuan Ilahi. Benar-benar novel sejarah yang mengagumkan, mendebarkan, dan tentu sangat recommended untuk kamu agar semangat menegakkan Kalimat Tauhid juga bisa berkobar di hati kita.
Novel nya menggabungkan nuansa romantisme kehidupan Fahmi dan sepak terjang perjuangan Syekh Said Nursi mulai dari pertemuan Ayah dan Ibunya, kemudian lahirnya, beranjak dewasa hingga akhirnya kembali ke Pangkuan Ilahi. Benar-benar novel sejarah yang mengagumkan, mendebarkan, dan tentu sangat recommended untuk kamu agar semangat menegakkan Kalimat Tauhid juga bisa berkobar di hati kita.
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan