Bulan lalu tepatnya tanggal 12 Juli 2017, aku mencoba ke kantor imigrasi untuk yang kedua kalinya setelah pengalaman pertama, berkasku ditolak petugas. Ternyata ditolak petugas imigrasi tetap sakit juga rasanya,hahahah,, soalnya udah nunggu berjam-jam dengan sabar tetapi pas verifikasi, berkasku ditolak gara-gara aku tak memperhatikan kalo tanggal lahirku berbeda antara Kartu Keluarga dan Akta Lahir. ckckckck
Dan setelah melakukan percobaan pertama, aku jadi sedikit tahu tentang bagaimana proses yang harus dijalankan untuk buat passport khususnya di Unit Layanan Pasport Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar. Yang harus dipersiapkan adalah Pertama, harus datang pagi-pagi sekali agar dapat nomor antrian. Kedua, siapkan kelengkapan berkas dan alat tulis, siapkan mental, dan sabar yang banyak ya. Soalnya prosesnya memakan waktu yang gak sebentar.
Dan hari itu, aku berangkat pukul 6 lewat beberapa menit. Udah sarapan, bawa cemilan dan air minum di tas, serta sudah minta izin gak masuk kantor sehari. hahahah,, akhirnya dapat alasan untuk bolos sehari ^_^ yeay
Pas nyampe sana, ternyata yang nunggu di halaman kantor imigrasi sudah lumayan banyak. Agak berbeda dari waktu pertama kesana, dimana pintu kantor terbuka lebar dan orang-orang menunggu di dalam ruangan. Kali ini, pintu kantor hanya terbuka sedikit, dan orang-orang menunggu di halaman. Aku agak bingung juga, akhirnya kuputuskan untuk bertanya pada ibu-ibu yang berdiri di sebelahku.
"Maaf bu, ambil nomor antrian dimana?"
"Oh silahkan tulis nama di kertas yang dipegang bapak itu dek", sambil menunjuk seorang bapak yang berdiri di dekat pintu kantor.
Aku mengucapkan terima kasih lalu segera menghampiri bapak tadi. Dan,, aku menulis namaku di urutan 197. Urutan 1-196 sudah terisi. Bahkan kertas HVS dua lembar sudah hampir terisi penuhWoow,, angkanya lebih besar dari waktu percobaan pertama kali. Sambil menunggu petugas imigrasinya datang, aku bergabung dengan kerumunan orang-orang yang berdiri di halaman gara-gara udah gak kebagian tempat duduk. Seorang ibu-ibu lalu mulai percakapan, dia bertanya pada anak laki-laki yang mungkin masih duduk di bangku SMA
"Nak tadi kamu kesini jam berapa"
"Jam 5 subuh saya sudah kesini bu untuk ambil nomor antrian, tetapi saya dapat nomor antrian 73"
terus orang disebelahnya ikut menjawab: "Kalo saya tadi kesini nya jam 3 subuh bu, saya dapat nomor antrian 8"
Mendengar percakapan itu, saya hanya bisa tersenyum kecut. Kupikirnya berangkat jam 6 itu sudah termasuk paling awal, ternyata orang lain berangkat lebih awal lagi. Sungguh luar biasa perjuangannya. Dan pukul 07.30, para petugas sudah berdatangan. Pintu kantor dibuka lebar. Beberapa orang kulihat masuk kedalam kantor. Sedangkan beberapa lainnya masih tidak beranjak dari tempat duduknya. Aku mulai bingung sendiri. Ternyata eh ternyata, orang-orang yang masuk ke kantor imigrasi hari ini adalah orang-orang yang telah mengambil nomor antrian dari kemarin. Sedangkan yang ambil nomor antrian hari ini, baru bisa urus passportnya besok. Lalu tiba-tiba suasana jadi agak rusuh. Karena beberapa orang tidak mengerti prosedurnya. Kemudian petugas menjelaskan bahwa nomor antrian yang diambil hari ini hanya bisa digunakan besok. Dan petugas tak akan membagikan nomor kalo antriannya tidak rapi. Akhirnya diputuskan kalo orang-orang akan berbaris sesuai dengan nama yang tercatat di kertas tadi. Lalu satu persatu nama dipanggil untuk berdiri di dalam barisan. Orang yang namanya disebut dan gak ada ditempat maka langsung dicoret dari daftar. Hufftt kasian juga seh.
Petugas memberi arahan... |
Dan setelah antrian barisan rapi barulah petugas membagikan nomor antrian. Untuk mendapat nomor antrian itu, kita harus memperlihatkan KTP asli. Dan akhirnya aku yang tadinya berada di nomor 197 jadi naik dan mendapat nomor antrian 168 gara-gara banyak namanya disebut tetapi orangnya gak ada. Yah lumayanlah, berarti gak perlu datang terlalu pagi besok. Dan karena nomor antrian nya untuk besok, hari ini aku batal untuk bolos masuk kerja. Hahahah rencana bolos kerja gagal. Sebelum balik ke kantor, aku berkenalan dengan seorang cewek mungil yang juga sedang mengurus paspport. Namanya Via. Dia seorang mahasiswa tingkat 3. Awal tahun depan dia berencana untuk berangkat umroh bersama keluarganya. Kami lalu bertukar nomor handphone. Kebetulan dia mendapat nomor antrian 158. Jadi dia akan memberi informasi besok jikalau datang lebih dulu ke kantor imigrasi.
tolong abaikan foto KTP dengan wajah suram itu hahahah |
Keesokan harinya sebelum pukul 9 aku terburu-buru keluar dari kost an. Gara-gara dapat telpon dari Via. Dia bilang sekarang sudah nomor antrian 100 lebih untuk verifikasi berkasnya. Dan apabila nomor antrian dipanggil, orangnya gak ada. Maka nomor antrian yang sudah di tangan akan hangus. Yang berarti kita harus ambil nomor antrian besok. Karena mendengar itu aku jadi panik banget. Rencana awal aku mau ke kantor dulu untuk finger print baru ke kantor imigrasi. Tetapi ternyata waktunya gak cukup. Jadi aku langsung menuju ke kantor imigrasi saat itu juga. Dan syukurnya perjalananku lancar dan cepat. Abang Gojeknya mengantarku ke kantor imigrasi dengan selamat.
Syukur Alhamdulillah, nomor antrianku belum lewat. Dan seperti biasa kantor imigrasi hari itu juga penuh sesak. Beberapa orang menunggu nomornya dipanggil. Beberapa orang ngomel ngomel sendiri karena nomor antriannya telah hangus. Beberapa ibu-ibu mengeluh ke petugas memohon agar berkasnya juga diterima. Tetapi petugas tetap berpegang pada aturan yang berlaku. Yang terlambat datang berarti nomor antriannya hangus. Hum, dari sini saya belajar untuk lebih menghargai waktu. Jangan terus berpegang pada jam karet yang telah mengakar dan membudaya itu. Mari lebih menghargai waktu dan belajar untuk datang awal.
Setelah menunggu beberapa menit, nomorku 168 dipanggil petugas. Aku lalu maju ke hadapan petugas dan menyodorkan berkas dan nomor antrianku. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut petugas tersebut adalah "Mau kemana?" Lalu kujawab: "Mau Liburan Pak". Ia lalu memeriksa berkasku. Mencocokkan identitas ku yang tertera di KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Lahir.
Ingat..semunya harus sama. Jika ada yang berbeda sedikit maka berkas akan langsung ditolak., sama seperti pengalamanku yang pertama. Karena hal itu aku lalu mengurus perubahan Kartu keluarga dan Akta Lahirku. Jadi sekarang semuanya sudah sama. Dan berkasku akhirnya lolos verifikasi. Yeay...
Petugas lalu menyodorkan amplop kuning yang berisi formulir yang harus diisi. Dan di map kuning itu juga tertera nomor antrian untuk foto dan wawancara. Karena tadi banyak yang telat datang, aku yang awalnya dapat nomor antrian 168 naik lagi menjadi 129. Alhamdulillah... buah dari menghargai waktu.
Setelah menunggu beberapa menit, nomorku 168 dipanggil petugas. Aku lalu maju ke hadapan petugas dan menyodorkan berkas dan nomor antrianku. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut petugas tersebut adalah "Mau kemana?" Lalu kujawab: "Mau Liburan Pak". Ia lalu memeriksa berkasku. Mencocokkan identitas ku yang tertera di KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Lahir.
Ingat..semunya harus sama. Jika ada yang berbeda sedikit maka berkas akan langsung ditolak., sama seperti pengalamanku yang pertama. Karena hal itu aku lalu mengurus perubahan Kartu keluarga dan Akta Lahirku. Jadi sekarang semuanya sudah sama. Dan berkasku akhirnya lolos verifikasi. Yeay...
Petugas lalu menyodorkan amplop kuning yang berisi formulir yang harus diisi. Dan di map kuning itu juga tertera nomor antrian untuk foto dan wawancara. Karena tadi banyak yang telat datang, aku yang awalnya dapat nomor antrian 168 naik lagi menjadi 129. Alhamdulillah... buah dari menghargai waktu.
lumayan,, nomor antrianya naik lagi |
Formulir yang wajib diisi |
Karena tak ingin sendiri, aku terus mengekor pada Via dan saudara-saudaranya yang hendak mengurus passport untuk berangkat umroh. Karena terus mengekori mereka, aku jadi tahu ternyata berkas yang dibutuhkan untuk buat passport liburan dan passport umroh itu sedikit berbeda. Jika buat passport untuk keperluan liburan atau travelling, cukup mengisi formulir dan melampirkan fotocopy KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Lahir pada amplop kuning tadi. Tetapi jika hendak berangkat umroh, selain mempersiapkan Foto copy KTP, KK dan akta lahir, juga harus melampirkan Surat Rekomendasi dari Kantor Departemen Agama dan Surat Rekomendasi dari Agen Travel. Dua surat rekomendasi harus ada dan diperlihatkan pada saat verifikasi berkas. Jika belum ada, berkas mu akan ditolak dan disuruh pulang untuk melengkapi kedua surat rekomendasi itu.
Berkas wajib bagi yang ingin berangkat umroh |
So Crowded.... Penuh sesak |
Setelah isi formulir dan memasukkan foto copy berkas di Map kuning, waktunya menunggu lagi untuk foto dan wawancara. Karena aku dapat nomor antrian 129, itu berarti giliran foto dan wawancaraku setelah dhuhur atau mungkin menjelang ashar. Kata petugasnya nomor antrian 80 ke atas bisa pulang dulu karena akan dilayani setelah waktu istirahat. Dan ternyata benar, nomor antrianku baru dipanggil hampir pukul 3 sore. Lumayan lelah menunggu. Sebelum masuk ke ruangan untuk foto dan wawancara aku deg deg an setengah mati. Takut dapat pertanyaan sulit yang tak mampu kujawab. Hahahah lebay level dewa. Pas dihadapan petugas, aku hanya di beri tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, "Mau kemana bu?
Kujawab, "Mau liburan akhir tahun"
Pertanyaan kedua, "Ke negara apa?"
Kujawab, "Malaysia" kujawab sembarangan. Soalnya aku belum menentukan hendak liburan ke negara mana.
Pertanyaan ketiga, "Kerja di kantor apa?"
Lalu pertanyaan selanjutnya seputar produk dari kantor tempat ku bekerja.
Dan sesi wawancara gak sampai 10 menit. Udah selesai.
Lanjut ke sesi pemotretan, eh maksudnya foto untuk passport.
Jadi setelah wawancara, lalu pindah ke meja lain untuk pengambilan foto.
Kamera tertancap di sudut meja. Kita harus duduk tegap agar gambarnya bagus. Tetapi tiba-tiba petugasnya suruh aku memperbaiki jilbab yang kukenakan. Soalnya 75% wajah harus keliatan jelas. Aku agak dongkol karena disuruh bongkar jilbab lagi, soalnya tadi udah kupakai dengan baik. Tetapi aku masih mendingan cuma disuruh perbaiki jilbab. Adiknya Via malah disuruh ganti jilbab. Soalnya dia mengenakan jilbab warna putih. Dia disuruh pinjam jilbab lain yang bukan warna putih. Soalnya foto passportnya memakai latar putih. Jadi jilbab putih nggak boleh digunakan. Jadi ingat ya, saat ngurus passport jangan pake jilbab putih.
Abis foto, terus rekam sidik jari. Sepuluh jari semuanya direkam. Abis itu kita disuruh untuk cek kembali data. Jangan sampai ada yang salah. Setelah itu, tunggu resi pembayarannya di print. Dan prosesnya selesai. Kita bisa langsung membayar biaya pengurusan passport di seluruh bank atau kantor pos. Dan silahkan kembali lagi untuk mengambil passportnya setelah empat hari kerja.
Resi pembayaran |
Bisa di bayar di kantor pos loh ^_^ |
Dan setelah sesi foto dan wawancara, aku langsung ke kantor pos untuk bayar biaya pengurusan passportnya. Aku bayar di kantor pos, soalnya malas ngantri di bank. Sekalian mau beli perangko juga. Jadi sambil menyelam minum air hohoho. Total pembayarannya Rp 355.000,- Kemudia setelah menunggu empat hari kerja setelah pembayaran, kita sudah bisa kembali ke kantor imigrasi untuk ambil pasportnya. Prosesnya lebih mudah dibandingkan dari saat akan foto dan wawancara. Jadi cukup datang ke kantor imigrasi. Untuk ambil passport silahkan datang di jam 10.00-15.00 WITA. Lewat dari itu mungkin tak akan dilayani.
Jadi pas datang, silahkan langsung ambil nomor antrian di meja tempat verifikasi berkas. Disitu akan selalu ada petugas stay kecuali jam istirahat. Silahkan tunjukkan bukti pembayaran pada petugas, lalu petugas akan memberi kita nomor antrian. Setelah dapat nomor antrian, langsung menuju ke lantai dua. Antrianya tidak akan sebanyak dan selama saat baru akan buat passport. Gak cukup setengah jam menunggu, passportku udah ada di tangan. Petugas lalu akan mengarahkan untuk tanda tangan diformulir yang dilampirkan dalam map kuning. Setelah itu tanda tangan di halaman belakang passport. Abis itu fotokopi halaman depan passport. Dan passport kamu siap untuk digunakan...
Yeay...
langkah pertama untuk travelling sudah selesai. Tinggal nabung aja..
hahahah, dan nabung itu tahap yang paling susah diantara semuanya.
*Note:
Pengalaman yang kuceritakan diatas adalah pengalaman saat aku mengurus
pembuatan passport di Unit Layanan Passport Kantor Imigrasi Kelas 1
Makassar. Tahapnya bisa jadi sama atau mungkin akan sedikit berbeda
dengan kantor imigrasi yang lain. Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan