Bangun pagi,,, saya langsung menuju cermin dan melihat penampakan wajah. Bukan mau ngecek apa aku bisa bangun dengan wajah cantik,,, bukan.. tetapi mau ngecek mataku masih bengkak gak? Semalam abis baca buku Dekapan Kematian sambil berlinangan air mata dan akhirnya tertidur dengan mata sembab dan bengkak.
Bukan lebay,, tetapi memang karena bukunya sedih banget. Apalagi cerita dalam buku ini adalah kisah nyata. Yang bikin air mata saya mengalir deras waktu baca cerita kecupan terakhir. Kisah tentang kehilangan ibu tercinta serta adik bayi laki-laki yang telah ditunggu bertahun-tahun. Kisah itu membuatku teringat sama teddy bearku (adik bayiku) yang telah menghadap sang pencipta di usia 10 bulan pada tahun 2012. Walaupun kejadiannya 6 tahun silam, rasa sakit kehilangan dia masih terasa sampai sekarang. Membaca kisah itu membuatku teringat kembali saat-saat terakhir memeluknya.
Waktu itu aku berusaha keras untuk tidak meneteskan air mata karena aku percaya bahwa dedek bayiku yang kupanggil teddy bear itu hanya kembali pada pemilik sejatinya. Saat terakhir sebelum dimandikan dan dikafankan, aku menggendongnya dalam pelukan untuk yang terakhir kali, dan saat itu air mataku mengalir deras tanpa bisa kutahan. Pipiku yang hangat menyentuh pipinya yang dingin dan kaku. Wajahnya nampak tenang seperti terlelap biasa. Ya,,, kenangan di hari perpisahan dengannya terputar kembali saat membaca kisah-kisah di buku dekapan kematian ini.
"Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang beriman jika aku mengambil (mewafaatkan) orang yang dicintainya di antara penduduk dunia ini, lalu dia mengharap pahal atas musibah ini kecuali surga"
(Al Bukhari dalam Al Fath: 11/242)
Kematian begitu dekat dengan kehidupan manusia. Terkadang dada terasa sakit, dan bisa menjadi sakit sekali menahan kepergian mereka yagn kita sayangi secara tiba-tiba. Lalu segera teringat bahwa setiap yang bernyawa akan kembali padanya. Cepat atau lambat. Kita dan semua orang-orang yang kita sayang suatu saat akan berpisah. Kita tak bisa selamanya ada di dunia. Dan harusnya kita menyadari bahwa perpisahan itu bisa terjadi kapan saja. Jadi harusnya kita sudah menyiapkan mental dan hati, jika seandainya orang-orang disekitar kita harus lebih dulu menghadap Ilahi. Siapapun yang ditinggalkan atau yang meninggalkan, semuanya merasa sakit. Yang ditinggalkan perih melangkah meneruskan hidup dan yang meninggalkan merasa perih karena harus mempertanggung jawabkan kehidupannya di dunia.
Jadi, menurutku "semua orang harus membaca buku ini"
Buku ini berisi beberapa kisah nyata tentang kepergian orang-orang terkasih. Ada kisah perpisahan antara suami istri yang mengalami LDR an selama bertahun-tahun. Disaat hari-hari untuk hidup bersama semakin dekat, tiba-tiba sang istri mengalami kecelakaan hebat dan harus lebih dulu menghadap Ilahi. Di kisah pertama tersebut digambarkan perasaan sedih dan remuk dari hati seorang suami yang ditinggalkan oleh sang istri tercinta. Lalu ada juga kisah seorang ibu yang melewati hari-hari berat menemani buah hati tercinta yang terkena penyakit serius dan langka. Tetapi semangat sang buah hati untuk tetap hidup memberi kebahagiaan untuk sang ibu, tetapi kemudian pada akhirnya Sang Anak menyerah dan harus kembali ke Pangkuan Ilahi. Dan kisah terakhir tentang seorang wanita yang harus kehilangan 10 anak. Kisah tersebut diberi 10 prajurit surga.
Membaca buku ini membuat kita kembali tersadar bahwa diri ini sungguh rapuh. Ajal bisa datang kapan pun tanpa kita ketahui. Di rumah, kantor, jalan, pasar, dimanapun Allah telah menakdirkan. Semua akan terjadi bila sudah waktunya. Jadi selagi masih berada di bumi, selagi masih bisa bernafas, selagi masih ada kesempatan untuk menghisab diri sendiri dan memperbanyak amal saleh, maka lakukan sebaik mungkin. Setiap terbangun di pagi hari adalah waktu berharga yang harus dihabiskan dengan sebaik-baiknya agar kelak disurga sana, kita bisa dikumpulkan kembali bersama-sama dengan orang yang kita kasihi dan saling cinta mencintai karena Allah.
Judul Buku: Dekapan Kematian
Penulis : Oki Setiana Dewi
Penyunting: Yadi Saeful Hidayat & Laura Ariestiyanty
Penerbit : PT MIZAN PUSTAKA
Cetakan : Cetakan ke Empat, Maret 2014
Kota : Bandung, Indonesia
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan