Jika ditanya aku lebih suka cuaca cerah ato cuaca mendung? Aku lebih suka mendung. Walaupun aku agak kesal jika cucian tak kering walaupun sudah di jemur seharian. Tetapi aku tetap suka cuaca mendung kelabu. Karena jika langit telah mendung, berarti aku akan bisa bertemu hujan.
Aku suka hujan... karen titik airnya meneyegarkan. Aku suka hujan karena jika ia datang aku punya alasan untuk memakai payungku yg bergambar menara Eiffel. Aku suka hujan karena ia datang bersama hawa dingin yang menyejukkan. Mendengar suara tetesan airnya di malam hari membuat tidurku semakin lelap. Dan dipagi hari saat membuka pintu sehabis hujan semalam, hawa sejuknya menusuk hingga ke pori pori kulit. Membuatku begitu bersyukur bisa menikmati secangkir teh hangat sebelum mengawali hari.
Jika ditanya kenangan saat hujan. Sepertinya aku tak punya kenangan spesial. Aku sama seperti anak lain yang dikurung di dalam rumah saat hujan turun semasa aku kecil. Aku sama anak kecil lain yang lari lari bahagia saat pulang sekolah dan hujan menghadang di tengah perjalanan menuju rumah. Aku ingat saat duduk di bangku kelas 1 SD, ibuku buru buru menjemput di sekolah sebelum bel berbunyi. Ibu meninggalkan pekerjaan rumah yang belum selesai dan menjemputku dengan payung di sekolah karena takut aku akan sakit jika terkena hujan. Jika mengenang ini kembali, aku jadi sadar betul bahwa ibu begitu mencintaiku.
Jaman sekolah menengah pertama sesekali kali kelas kami terkena banjir sehingga kami harus mengepel dan membersihkan seisi kelas. Dan bagusnya kami jadi tidak belajar dan puas bermain air seharian.
Jaman kuliah pernah sekali aku berangkat bersama seorang kakak senior sekaligus tetangga sebelah rumah ke kampus. Di perjalanan kami dihadang hujan dan mengharuskan kami berteduh di pinggir jalan di bawah atap rumah yang hampir rubuh. Syukurlah Allah melindungi kami hari itu. Rumahnya tidak rubuh. Hujannya segera berhenti dan dosenku terlambat masuk.
Jaman sekarang udah kerja... memasuki bulan November dan Desember, payung sudah stay di tasku. Jika hujan sudah menyapa di pagi hari, kaos kaki dan rok cadangan serta jaket juga sudah memenuhi ruang tasku. Walaupun bawaan agak banyak saat musim hujan datang, aku tetap bahagia. Karena hujan tak pernah lupa bagaimana membuat hatiku merasa damai dan tentram...
Aku suka hujan... karen titik airnya meneyegarkan. Aku suka hujan karena jika ia datang aku punya alasan untuk memakai payungku yg bergambar menara Eiffel. Aku suka hujan karena ia datang bersama hawa dingin yang menyejukkan. Mendengar suara tetesan airnya di malam hari membuat tidurku semakin lelap. Dan dipagi hari saat membuka pintu sehabis hujan semalam, hawa sejuknya menusuk hingga ke pori pori kulit. Membuatku begitu bersyukur bisa menikmati secangkir teh hangat sebelum mengawali hari.
Jika ditanya kenangan saat hujan. Sepertinya aku tak punya kenangan spesial. Aku sama seperti anak lain yang dikurung di dalam rumah saat hujan turun semasa aku kecil. Aku sama anak kecil lain yang lari lari bahagia saat pulang sekolah dan hujan menghadang di tengah perjalanan menuju rumah. Aku ingat saat duduk di bangku kelas 1 SD, ibuku buru buru menjemput di sekolah sebelum bel berbunyi. Ibu meninggalkan pekerjaan rumah yang belum selesai dan menjemputku dengan payung di sekolah karena takut aku akan sakit jika terkena hujan. Jika mengenang ini kembali, aku jadi sadar betul bahwa ibu begitu mencintaiku.
Jaman sekolah menengah pertama sesekali kali kelas kami terkena banjir sehingga kami harus mengepel dan membersihkan seisi kelas. Dan bagusnya kami jadi tidak belajar dan puas bermain air seharian.
Jaman kuliah pernah sekali aku berangkat bersama seorang kakak senior sekaligus tetangga sebelah rumah ke kampus. Di perjalanan kami dihadang hujan dan mengharuskan kami berteduh di pinggir jalan di bawah atap rumah yang hampir rubuh. Syukurlah Allah melindungi kami hari itu. Rumahnya tidak rubuh. Hujannya segera berhenti dan dosenku terlambat masuk.
Jaman sekarang udah kerja... memasuki bulan November dan Desember, payung sudah stay di tasku. Jika hujan sudah menyapa di pagi hari, kaos kaki dan rok cadangan serta jaket juga sudah memenuhi ruang tasku. Walaupun bawaan agak banyak saat musim hujan datang, aku tetap bahagia. Karena hujan tak pernah lupa bagaimana membuat hatiku merasa damai dan tentram...
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan