Skip to main content

DAY 4: APAKAH HIDUP ADALAH KOMPETISI?

Dari Buku Bertumbuh Hal. 120 (Novie Oktaviana M)

Jika kamu pikir hidup ini adalah kompetisi, bagaimana kamu menentukan indikator pemenang?

Apakah pemenang adalah dia yang mampu berlari paling cepat dan melampaui batas batas waktu?

Sebutlah dia sebagai orang yang paling visioner. Namun, benarkah bahwa visioner adalah satu-satunya indikator pemenang?

JIka kamu pikir hidup ini adalah pergulatan, bagaimana kamu menentukan indikator pemenang? Apakah pemenang adalah dia yang berdiri paling kuat? 

Sebutlah dia sebagai orang yang paling hebat. Boleh jadi dia juga adalah orang terakhir yang masih berdiri meski badai mengguncang kakinya sedemikian hebat. Namun benarkah bahwa hebat adalah satu satunya indikator pemenang?

JIka kamu pikir hidup ini adalah perlombaaan taktis menyusuri sebuah labirin, bagaimanakah kamu akan menentukan indikator pemenang? Apakah pemenang adalah dia yang lebih dahulu menemukan jalan keluar? ataukah dia yang paling sedikit melakukan kesalahan? 

Jika ini adalah perihal strategi, benarkah bahwa memiliki strategi paling taktis adalah satu-satunya indikator pemenang?

Jika kamu pikir hidup ini soal menang dan kalah, bagaimana kamu akan menentukan indikator pemenang? Siapakah yang paling berhak menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah?

Kawan, sungguh kita tidak sedang berkompetisi. Kita tidak sedang memperebutkan medali. Kita tidak sedang berburu untuk menjadi pemenang di dunia ini. 

Kita bukan lagi anak dengan usia satuan yang orientasi perilakunya terletak pada reward dan punishment, hadiah dan huuman. 

Kita adalah manusia dewasa yang seharusnya melakukan sesuatu karena kita meyakini bahwa sesuatu itu baik. 

Seharusnya kita mampu untuk berperilaku dengan sebaik-baiknya perilaku.

 Berpikir dengan sebaik-baik pemikiran.

 Berlarilah menuju kebaikan.

 Berpindahlah, lalu tinggalkan kebodohan

Bermanfaatlah dengan sebaik baik kebermanfaatan

Berkasih sayanglah dengan sebaik baiknya ketulusan 

Namun, ingatlah selalu bahwa kita tidak sedang memperebutkan sebuah medali

Rebutlah hati Nya saja, jangan hati hiraukan hati manusia

Biarkan saja mereka mengejar-ngejar medali, sementara kita sibuk mengejar cintaNya yang hakiki....

Comments

  1. Hidup bukan kompetisi...tetapi sebagai ladang untuk menggali amal ibadah sebanyak banyaknya..

    ReplyDelete
  2. masya Allah, mengingatykan diri ini yang terlalu dhoif. hikz
    terimakasih mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kembali Mbak Rikyu ^_^
      ini juga self reminder buat diri saya pribadi

      Delete
  3. Buat aku berkompetisi itu dengan diri sendiri. Tiap hari berjuang melawan kemalasan, nafsu makan (lagi diet), mencoba sabar dan tetap semangat. Karena hidup adalah perjuangan, setiap harinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantapsss.. semangat kartika
      semoga dietnya berhasil ya hehehe soalnya menahan nafu makan itu sangat berat klo lagi rencana diet

      Delete

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

Review Korean Movie "Office"

Judul Film        : Office Tayang             : Korea Selatan, 13/09/2015 Genre               : Thriller Director            : Hong Won Chan Writer               : Choi Yoon Jin & Hong Wo Chan Durasi                : 111 menit Movie ini pertama tayang pada Midnight Screening of the 2015 Cannest Film Festival dan meraih penghasilan kurang lebih sebanyak 3 Juta Dollar. Aku sendiri minat download film ini karena yang main adalah Ko Ah Sung. Aku suka dengan sosoknya sejak jadi pemeran utama di drama korea Radiant Office sebagai Eun Ha Won. Terus ada Park Sung Woong Ahjussi juga. Pertama kali liat akting ahjussi ini di drama korea Man To Man sama Abang Park Hae Jin.   Dan ternyata setelah nonton filmnya, aku jadi mimpi buruk. hahahha,,,gara-gara saat tidur otakku masih berpikir sebenarnya siapa yang jadi penjahat di film itu. Langsung cek reviewnya yuuk... Jadi movie ini bergenre Thriller, tetapi entah kenapa aku ngerasa movie ini ada horor-horornya juga. Gara

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang