Dari Buku Bertumbuh Hal. 120 (Novie Oktaviana M)
Jika kamu pikir hidup ini adalah kompetisi, bagaimana kamu menentukan indikator pemenang?
Apakah pemenang adalah dia yang mampu berlari paling cepat dan melampaui batas batas waktu?
Sebutlah dia sebagai orang yang paling visioner. Namun, benarkah bahwa visioner adalah satu-satunya indikator pemenang?
JIka kamu pikir hidup ini adalah pergulatan, bagaimana kamu menentukan indikator pemenang? Apakah pemenang adalah dia yang berdiri paling kuat?
Sebutlah dia sebagai orang yang paling hebat. Boleh jadi dia juga adalah orang terakhir yang masih berdiri meski badai mengguncang kakinya sedemikian hebat. Namun benarkah bahwa hebat adalah satu satunya indikator pemenang?
JIka kamu pikir hidup ini adalah perlombaaan taktis menyusuri sebuah labirin, bagaimanakah kamu akan menentukan indikator pemenang? Apakah pemenang adalah dia yang lebih dahulu menemukan jalan keluar? ataukah dia yang paling sedikit melakukan kesalahan?
Jika ini adalah perihal strategi, benarkah bahwa memiliki strategi paling taktis adalah satu-satunya indikator pemenang?
Jika kamu pikir hidup ini soal menang dan kalah, bagaimana kamu akan menentukan indikator pemenang? Siapakah yang paling berhak menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah?
Kawan, sungguh kita tidak sedang berkompetisi. Kita tidak sedang memperebutkan medali. Kita tidak sedang berburu untuk menjadi pemenang di dunia ini.
Kita bukan lagi anak dengan usia satuan yang orientasi perilakunya terletak pada reward dan punishment, hadiah dan huuman.
Kita adalah manusia dewasa yang seharusnya melakukan sesuatu karena kita meyakini bahwa sesuatu itu baik.
Seharusnya kita mampu untuk berperilaku dengan sebaik-baiknya perilaku.
Berpikir dengan sebaik-baik pemikiran.
Berlarilah menuju kebaikan.
Berpindahlah, lalu tinggalkan kebodohan
Bermanfaatlah dengan sebaik baik kebermanfaatan
Berkasih sayanglah dengan sebaik baiknya ketulusan
Namun, ingatlah selalu bahwa kita tidak sedang memperebutkan sebuah medali
Rebutlah hati Nya saja, jangan hati hiraukan hati manusia
Biarkan saja mereka mengejar-ngejar medali, sementara kita sibuk mengejar cintaNya yang hakiki....
Hidup bukan kompetisi...tetapi sebagai ladang untuk menggali amal ibadah sebanyak banyaknya..
ReplyDeleteBetul sekali adiks..
Deletekamu tambah pinter deh
masya Allah, mengingatykan diri ini yang terlalu dhoif. hikz
ReplyDeleteterimakasih mbak
Terima kasih kembali Mbak Rikyu ^_^
Deleteini juga self reminder buat diri saya pribadi
Buat aku berkompetisi itu dengan diri sendiri. Tiap hari berjuang melawan kemalasan, nafsu makan (lagi diet), mencoba sabar dan tetap semangat. Karena hidup adalah perjuangan, setiap harinya.
ReplyDeleteMantapsss.. semangat kartika
Deletesemoga dietnya berhasil ya hehehe soalnya menahan nafu makan itu sangat berat klo lagi rencana diet