Skip to main content

LETTER FROM CHINA

Letter From China
Dan memasuki tahun 2019, jumlah surat yang datang di akhir tahun 2018 tinggal dihitung jari. Sahabat pena dari luar negeri yang masih berkenan meluangkan waktu untuk membalas suratku berkurang drastis. Mungkin karena mereka tak punya cukup waktu luang. Beda dengan diriku yang waktu luangnya banyak. Mungkin juga karena tulisan dan cerita yang kubagikan lewat surat dengan bahasa Inggris amburadul hasil translate dari internet, sangat sulit mereka cerna. Akhirnya mereka bingung harus menjawab apa.

Dan secercah cahaya terang mulai menerangi hariku di awal tahun 2019 ini. 
Yah, karena surat dari sahabat penaku dari negeri tirai bambu datang menerangi hariku yang membosankan. Sebuah amplop kuning sekuning telur mata sapi dan perangko perangko cantiknya menjadi surat pertama dari Sahabat penaku yang datang tahun 2019. Aku selalu antusias jika dapat surat. Dan tanpa menunggu tiba di kost an, langsung saja kubuka amplop tersebut dan isinya cute sekali. 

Ah Sahabatku itu namanya Kristy. Dia seorang Mahasiswa. Dan akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan jadwal kuliahnya. Sehingga kesempatan untuk nulis suratnya sangat sedikit. Akhirnya dia baru sempat nulis suratku di bulan Oktober 2018 dan tiba di tempatku Awal Januari 2019. Jadi perjalanan si surat sampai ke tempatku lumayan panjang dan melelahkan. Syukurlah si surat tidak hilang atau tercecer di jalan. Makasih Pak Pos ^_^

Ah, Dek Kristy ini mengirimkan dua buah Kartu Pos Cantik dan Dua Permen tusuk, serta selembar surat balasan dengan tulisan ketikan komputer. Di suratnya dia meminta maaf karena terlambat membalas suratku. Itu karena dia sangat sibuk dengan banyaknya tugas kuliah. Dan karena waktunya untuk nulis surat sangat singkat, akhirnya dia menulis surat tidak pakai tulisan tangan tetapi memakai ketikan komputer. Tetapi aku sama sekali tak masalah dengan hal tersebut. Dia mau membalas suratku saja, aku sudah sangat bersyukur. 

Thank you so much Kritsty. 
Xie xie

Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang