Setelah semalaman hati gak tenang. Perasaan bahagia bercampur aduk dengan perasaan deg-degan. Ternyata hari ini, aku malah kecewa berat. Kak Hafizh yang nelpon suruh datang pagi-pagi, malah gak keliatan batang hidungnya sampe acara Seminarnya mau mulai.
Bang Ippang, selaku ketua panitia seminar lalu memberi kode padaku agar memulai pembukaanya..
"Yah, gagal deh melihat senyum Kak Hafizh pagi ini", gumamku dalam hati
Tetapi rasa kecewaku lalu terusir oleh rasa grogiku di menit-menit awal memulai acara. Tiba-tiba penyakit demam panggung ku kambuh lagi. Ah,, tanganku gemetaran. Teks yang kupegang sejak dari tadi mendadak kabur. Rasanya jantung ku hampir meledak gara-gara gugup. Lalu kutarik nafas panjang, menahannya beberapa detik. Lalu kuhembuskan kembali. Hal ini sedikit mengurangi rasa gugupku. Kuulangi beberapa kali. Dan tiba-tiba hidungku mendeteksi wangi tak asing. Eh, ini bau parfumnya Kak Hafizh. Refleks mataku mengitari isi ruangan mencari pemilik senyum bersahaja itu. Dan benar, itu Kak Hafizh. Dia berdiri pas di pintu masuk. Sedang bercakap dengan panitia lain. Kuperhatikan dia dari kejauhan. Hari ini dia memakai Kemeja Putih Panjang dengan ujung lengan yang digulung. Huah,,hari ini dia keliatan keren. Entah karena apa, setelah melihatnya hatiku menjadi tenang. Aku berhasil membawakan Pembukaan Seminar dengan baik. Rasa Gugup ku mendadak hilang saat tahu Kak Hafizh sudah datang di tengah-tengah acara. Apa ini yang dikatakan orang bahwa "Cinta adalah sumber kekuatan". Yah mungkin saja.
Bang Ippang lalu menghampiriku yang sedang sibuk beres-beres peralatan.
"Mira, makasih ya udah membantu. Maaf karena kita suruh kamu jadi MC dadakan. Tetapi walaupun dadakan, kamu tetap keren loh"
"Hihihi, sama-sama Bang. Senang bisa membantu"
Dari kejauhan kuliat Kak Hafizh sedang melihat kearah kami. Ia lalu menaikkan jempolnya.
"Two thumbs for you" katanya dengan gerakan mulut.
Ah..bahagianya. Rasanya seperti melayang di udara. Lalu hinggap di taman bunga. Dapat pujian dari orang yang kukagumi, rasanya benar-benar membahagiakan.
Sejak hari itu, aku menjadi sibuk dengan berbagai kegiatan kampus lainnya. Motivasi awal seh supaya bisa liat Kak Hafizh terus. Tetapi lama kelamaan, aku jadi suka. Suka dengan segala kesibukan ala Mahasiswa ini. Aku banyak belajar hal baru dan punya banyak kenalan Kakak-Kaka Senior selain Kak Hafizh.
Waktu berlalu menjadi sangat cepat. Tanpa terasa aku sudah memasuki semester 4. Sedangkan Kak Hafizh sudah mulai menyusun skripsi. Kami sudah sangat jarang bertemu di kampus. Sibuk dengan urusan masing-masing. Hubungan ku dengan nya juga tak bertambah baik. Masih sama seperti dulu. Aku tetap hanya menatapnya dari jauh. Saat aku tahu ia berjalan di dekatku. Aku akan menghindar atau bersembunyi. Sampai sekarang aku masih tak sanggup untuk bertatap muka langsung jarak dekat.
Lalu tiba-tiba malam itu, ponsel ku berdering tiga kali. Nama Kak Hafizh muncul di layar. Aku kembali gelagapan. Sebelum kuangkat, aku tarik nafas dulu tiga kali. Supaya gak ketahuan kalo aku grogi banget.
"Yah, Halo Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, dengan Mira"
"Ya kak, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?"
"Ah, gak kok cuma lagi mau nelpon aja?. Sekarang kamu gmn kabarnya?"
"Alhamdulillah kak, baik"
Dan malam itu aku dan Kak Hafizh mengobrol panjang lebar. Tanpa terasa kita menghabiskan waktu satu setengah jam mengobrol lewat telpon. Kak Hafizh berbicara banyak hal. Mulai dari awal mula ia melihatku di kampus dan merasa tak asing dengan wajahku. Kemudian ia menjadi tahu bahwa dulu aku junior nya di SMA. Dari situ obrolan kami menjadi lebih ringan. Seputar guru killer waktu SMA hingga Dosen di kampus yang membosankan.
Malam itu kucatat sebagai hari pertama aku merasa menjadi teman Kak Hafizh...
Aku merasa bisa menjadi lebih dekat dengannya. Dan gunung es diantara kami sudah mulai mencair. Bahagia sekali melihat bahwa kesempatan itu masih ada. Kesempatan untuk bisa lebih dekat lagi dengan nya.
Desember 2012
Malam itu kucatat sebagai hari pertama aku merasa menjadi teman Kak Hafizh...
Aku merasa bisa menjadi lebih dekat dengannya. Dan gunung es diantara kami sudah mulai mencair. Bahagia sekali melihat bahwa kesempatan itu masih ada. Kesempatan untuk bisa lebih dekat lagi dengan nya.
Desember 2012
Ini cuma cerita fiksi
Jadi berhenti bertanya ini kisahku atau bukan.
Eits tp ini terinspirasi dari curhatan sahabat seh sebenarnya inisialnya @ZrR_889
Keren keren...penasaran k sama kisah selanjutnya...
ReplyDeleteEm,, tunggu part 3 nya...
DeletePart Ending nya
Ini harus segera diakhiri,, kasian Mira sdh terlalu lama menunggu
wkwkwkwk
Hhhhh.... mnunggu smpai skrng.... mnunggu oh mnunggu.....
ReplyDeleteHahahaha,,, menunggu mmg membosankan yah Anha.
DeleteTp kalo menunggu nya sambil makan cemilan tempo goreng seh psti gak membosankan lg, hahahah
kalo malah tempo seh, pdhal mau ngetik tempe
DeleteKlau cmilanx sdh hbis tp yg ditunggu blum dtng waduuuhhhhh... hhhhhhh
ReplyDeleteGampang,,, tinggal beli lagi kalo cemilan nya habis. Trus kalo uang nya habis, tinggal prgi tidur saja. Kan sudah kenyang. Jadilah dirimu putri tidur yang menunggu pangeran, hehehehe
DeleteEaaa eaaaa
ReplyDeleteGak papaaa, curhatan temen juga kadang jadi inspirasi cerpen saya, tapi itu duluuuh 😝😝
Hihihi,, iya neh. Curhatan teman kujadikan cerpen, tp setelah teman sy setuju kisahnya kubeberkan, wkwkkw
Deletebagi link cerpen nya juga dong mbak ocha.. aku mau bc juga.,kali aja dpt inspirasi juga dari situ ^_^
Hhhhh.... ktemu pangeran di dlm mimpiq
ReplyDeleteCie.. yang ketemu pangeran di dalam mimpi ^_^ heheheh
DeleteHhhhh.... ktemu pangeran di dlm mimpiq
ReplyDelete