Beberapa bulan lalu, aku dan adikku mengikuti seminar Muslimah yang diadakan oleh salah satu Forum Muslimah Dakwah Kampus yang diselenggarakan di Universitas Hasanuddin Makassar. Tema yang diangkat keren sekali, judulnya "Kalau bisa kaya, mengapa harus miskin". Iih temanya keren banget euy. Aku langsung mendaftar untuk bisa ikut hadir. Pas hari H, aku berangkat nya agak telat karena pasti bakal ngaret dari jadwal seharusnya. Dan saat tiba di lokasi acara, ternyata aku salah. Acara sudah dimulai sejak tadi dan gedung acara sudah hampir full. Yang tersisa hanya kursi kosong di belakang yang sangat jauh dari panggung. Untung aku bawa kacamata, kalo tidak, pasti pemateri di atas panggung nya gak keliatan. Efek kebanyakan nonton korean drama, wkwkkwkw ^_^
Untuk materi pertama berjudul "Cerdas, Produktif, Sukses Dunia Akherat". Siapa yang tak mau menjadi orang sukses? Semua pasti mau. Tetapi apakah definisi kita tentang sukses itu sama. Jawabannya Tidak. Definisi sukses tiap orang itu berbeda-beda, tergantung dari pemikiran masing-masing. Ada yang beranggapan sukses itu ketika bisa mengalahkan rasa takut dan bisa keluar dari zona nyaman. Ada yang beranggapan sukses itu ketika bisa mendapat nilai yang tinggi saat ujian. Ada yang beranggapan sukses itu ketika bisa melihat anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tetapi kebanyakan orang beranggapan sukses itu ketika punya harta berlimpah, punya mobil mewah, dan punya hotel berbintang dimana-mana. Yah, jaman sekarang, sukses selalu dikaitkan dengan materi. Sukses berarti ketika kita memiliki kekayaan dan harta.
Tetapi kemudian pertanyaannya, Apakah kekayaan bisa menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kehormatan? Jawabannya, tidak. Kekayaan tidak dapat menjamin semua hal itu. Walaupun tentu saja, dengan memiliki banyak uang hidup kita akan menjadi lebih enak dan mudah. Mau makan apa saja bisa. Mau belanja apa saja boleh. Mau barang ini itu tinggal tunjuk saja. Tetapi dengan memiliki banyak uang tidak serta merta memberikan rasa bahagia dalam hati kita. Banyak orang diluar sana yang memiliki harta berlimpah tetapi hidupnya tak tenang. Banyak juga orang-orang terkenal diluar sana yang kemudian memilih mengakhiri hidupnya sendiri disaat ia berada di puncak karir. Itu berarti memiliki harta berlimpah dan kehormatan tidak menjamin kita bisa hidup bahagia.
Pada hakikatnya, kesuksesan kita di dunia, harta kita, anak-anak kita, bahkan tubuh kita sendiri juga adalah semata-mata titipan dari Allah. Dan yang namanya titipan, berarti ia bukanlah hak milik kita secara mutlak. Yang namanya titipan, berarti suatu saat harus kita kembalikan kepada sang pemilik sejati. Entah itu kita rela atau tidak. Dan sebelum titipan itu diambil kembali oleh Sang Pemilik, tugas kita adalah menjaga dan memanfaatkan sebaik-baiknya. Dan cara kita memanfaatkan titipan itu kemudian mempengaruhi kesuksesan kita di akherat kelak. Apakah kita ditempatkan di Surga atau di Neraka? Kita semua mempunyai pilihan untuk memanfaatkan titipan itu di Jalan Allah atau dimanfaatkan untuk mencari kesenangan semu di dunia.
Lalu apa makna sukses sebenarnya??? Sukses itu berarti pencapaian. Lalu apa yang hendak kita capai??? tentu saja Surganya Allah. Sukses juga berarti bergerak maju. Lalu kemana kita hendak menuju??? tentu saja Surganya Allah. Sukses juga berarti mendapatkan sesuatu. Lalu apakah sesuatu itu??? sesuatu itu juga berarti Surganya Allah. Jadi harusnya segala hal yang kita lakukan di dunia adalah bentuk usaha kita untuk mencapai buah kesuksesan di akherat kelak, yaitu Surga.
"Tiap - tiap jiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (Q.S Ali Imran-185)
Lalu bagaimana cara meraih surga itu???
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits "Barangsiapa yang menginginkan sukses di dunia hendaklah diraihnya dengan Ilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki sukses di akherat hendaklah diraihnya dengan Ilmu. Dan barangsiapa yang ingin sukses dunia akherat hendaklah diraihnya dengan Ilmu"
Jadi intinya kita harus berilmu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim. Yang salah adalah menuntut ilmu saja tanpa diamalkan. Tetapi lebih salah lagi kalau menjadi bodoh karena malas menuntut ilmu. Pepatah mengatakan Iman tanpa ilmu berarti buta. Tetapi ilmu tanpa Iman berarti pincang. Jadi Ilmu dan Iman haruslah berjalan beriringan agar menjadi sempurna.
Menuntut ilmu akan membuat kita semakin cerdas dalam menyikapi hidup. Lalu siapakan orang cerdas itu? Orang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda bahwa Orang yang cerdas ialah siapa saja yang dapat menundukkan jiwanya (agar selalu taat pada Allah), dan ia senantiasa beramal untuk hari akhirat sesudah kematiannya.
Jadi selama nafas masih di kerongkongan, jantung masih berdetak, roh masih dalam tubuh, berarti kita masih mempunyai peluang untuk menggapai sukses, bukan hanya di dunia tetapi juga di akherat kelak. Mari mempersiapkan bekal sebaik-baiknya untuk mendapat tempat terbaik juga disisinya. Amin Ya Rabbal Alamin
Untuk materi pertama berjudul "Cerdas, Produktif, Sukses Dunia Akherat". Siapa yang tak mau menjadi orang sukses? Semua pasti mau. Tetapi apakah definisi kita tentang sukses itu sama. Jawabannya Tidak. Definisi sukses tiap orang itu berbeda-beda, tergantung dari pemikiran masing-masing. Ada yang beranggapan sukses itu ketika bisa mengalahkan rasa takut dan bisa keluar dari zona nyaman. Ada yang beranggapan sukses itu ketika bisa mendapat nilai yang tinggi saat ujian. Ada yang beranggapan sukses itu ketika bisa melihat anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tetapi kebanyakan orang beranggapan sukses itu ketika punya harta berlimpah, punya mobil mewah, dan punya hotel berbintang dimana-mana. Yah, jaman sekarang, sukses selalu dikaitkan dengan materi. Sukses berarti ketika kita memiliki kekayaan dan harta.
Tetapi kemudian pertanyaannya, Apakah kekayaan bisa menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kehormatan? Jawabannya, tidak. Kekayaan tidak dapat menjamin semua hal itu. Walaupun tentu saja, dengan memiliki banyak uang hidup kita akan menjadi lebih enak dan mudah. Mau makan apa saja bisa. Mau belanja apa saja boleh. Mau barang ini itu tinggal tunjuk saja. Tetapi dengan memiliki banyak uang tidak serta merta memberikan rasa bahagia dalam hati kita. Banyak orang diluar sana yang memiliki harta berlimpah tetapi hidupnya tak tenang. Banyak juga orang-orang terkenal diluar sana yang kemudian memilih mengakhiri hidupnya sendiri disaat ia berada di puncak karir. Itu berarti memiliki harta berlimpah dan kehormatan tidak menjamin kita bisa hidup bahagia.
Ceritanya lagi serius... |
Gedungnya hampir penuh dengan para muslimah |
"Tiap - tiap jiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (Q.S Ali Imran-185)
Lalu bagaimana cara meraih surga itu???
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits "Barangsiapa yang menginginkan sukses di dunia hendaklah diraihnya dengan Ilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki sukses di akherat hendaklah diraihnya dengan Ilmu. Dan barangsiapa yang ingin sukses dunia akherat hendaklah diraihnya dengan Ilmu"
Jadi intinya kita harus berilmu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim. Yang salah adalah menuntut ilmu saja tanpa diamalkan. Tetapi lebih salah lagi kalau menjadi bodoh karena malas menuntut ilmu. Pepatah mengatakan Iman tanpa ilmu berarti buta. Tetapi ilmu tanpa Iman berarti pincang. Jadi Ilmu dan Iman haruslah berjalan beriringan agar menjadi sempurna.
Menuntut ilmu akan membuat kita semakin cerdas dalam menyikapi hidup. Lalu siapakan orang cerdas itu? Orang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Dalam hadits lain Rasulullah bersabda bahwa Orang yang cerdas ialah siapa saja yang dapat menundukkan jiwanya (agar selalu taat pada Allah), dan ia senantiasa beramal untuk hari akhirat sesudah kematiannya.
Jadi selama nafas masih di kerongkongan, jantung masih berdetak, roh masih dalam tubuh, berarti kita masih mempunyai peluang untuk menggapai sukses, bukan hanya di dunia tetapi juga di akherat kelak. Mari mempersiapkan bekal sebaik-baiknya untuk mendapat tempat terbaik juga disisinya. Amin Ya Rabbal Alamin
Sangking padatnya, mau keluar aula saja susah banget.. So Crowded |
Nice share mba. Jadi terpacu lagi buat ngasah ilmu. Sama kepikiran buat memperjelas arti sukses buat diri pribadi.
ReplyDeleteMakasih udah mampir Bang Giar Ilham ^_^
DeleteSalam kenal