Aku sangat suka menulis sejak SD dulu. Waktu itu aku menulis dimana saja. Di buku catatan, di meja kelas, bahkan di pintu kamar. Karena hal itu, aku kena marah ibu dan wali kelas. Hahahaha...
Tetapi aku tetap melanjutkan kegiatan menulisku. Aku menulis tentang apa saja. Tentang pelajaran membosankan, tentang guru yang galak dan tentang teman-teman yang tidak kusukai (Ini kutulis dalam hati saja). Dulu benda favoritku dan sangat ingin kumiliki adalah buku diary dengan kertas warna warni dan gembok lucu. Aku sangat menginginkan buku seperti itu. Tetapi harganya lumayan mahal untuk anak SD macam diriku. Aku suka iri dengan teman-teman yang mendapat kado ulang tahun buku diary seperti itu. Dan berharap suatu hari nanti bakal ada yang ngasih kado ulang tahun seperti itu juga. Dan... aku akhirnya dapat kado buku diary lucu seperti itu dari teman SMP. Namanya Fitti, dia menghadiahkan buku diary mini sampul biru yang cantik sebagai hadiah perpisahan SMP. Waktu itu kami berencana untuk melanjutkan sekolah di SMA yang berbeda. Jadi kami bertukar kenang-kenangan sebelum berpisah. Aku lupa menghadiahkan apa untuknya waktu itu.
Fitti adalah sahabat sekaligus teman sebangku yang baik hati. Seingatku aku sebangku dengannya dari kelas 1 hingga kelas 3 SMP. Kami menjalani kehidupan sebagai pasangan duduk selama tiga tahun dengan harmonis *hahahaha kalimat yang lebay. Aku tak ingat pernah bertengkar dengannya. Tetapi waktu ia menghadiahkan buku diary itu, di dalamnya ia selipkan sepucuk surat. Aku sudah lupa disana ia bercerita tentang apa saja. Yang kuingat dia menulis kalimat bahwa ia belum mengenalku dengan cukup baik. Karena aku seringkali menutup diri.
Yaps,,, dan itu benar adanya. Aku memang tipe yang tertutup dan tak suka membicarakan tentang diriku sendiri. Aku malah lebih suka mendengar tentang cerita orang lain. Aku suka jika orang lain berbagi ceritanya padaku. Lalu otakku menebak tentang apa yang ia rasakan dan pikirkan. Tetapi terkadang akupun merasa butuh untuk didengarkan.
Dan setelah kupikir-pikir lagi ternyata aku sebenarnya bukan tipe yang tertutup hanya saja tekadang aku tak tahu bagaimana cara menceritakan tentang diriku sendiri atau perasaanku. Kata lainnya, aku sendiri belum mengenal diriku secara utuh. Aku masih bingung sebenarnya aku orang baik atau jahat? Apakah aku pendiam atau banyak bicara? Apakah aku tipe pemberani atau penakut? Yaps, sampai saat ini aku masih terus mencari tentang diriku yang sebenarnya seperti apa.
Dan dengan menulis seperti ini, aku berusaha menemukan diriku yang seutuhnya. Menulis seperti ini membantuku menyelami tentang perasaan dan pikiranku sendiri. Aku jadi sadar bahwa salah satu alasanku menulis adalah agar aku bisa berkomunikasi dengan diriku sendiri. Berhasil menumpahkan perasaan dan pikiranku dalam bentuk tulisan selalu membuatku bahagia. Sekarang aku jadi tahu bahwa aku menulis bukan karena hobby tetapi karena aku memang membutuhkannya. Aku menulis untuk membuat jiwaku lebih sehat dan agar aku semakin mengenal tentang diriku yang sesungguhya. Aku merasa butuh untuk mengenal diriku sendiri, agar aku bisa mencintainya. Dan aku butuh untuk belajar mencintai diriku sendiri agar aku bisa membagi cintaku ke orang lain. Atau agar aku berani untuk menerima cinta dari orang lain. Dan aku memulai itu dari menulis ^_^
Fitti adalah sahabat sekaligus teman sebangku yang baik hati. Seingatku aku sebangku dengannya dari kelas 1 hingga kelas 3 SMP. Kami menjalani kehidupan sebagai pasangan duduk selama tiga tahun dengan harmonis *hahahaha kalimat yang lebay. Aku tak ingat pernah bertengkar dengannya. Tetapi waktu ia menghadiahkan buku diary itu, di dalamnya ia selipkan sepucuk surat. Aku sudah lupa disana ia bercerita tentang apa saja. Yang kuingat dia menulis kalimat bahwa ia belum mengenalku dengan cukup baik. Karena aku seringkali menutup diri.
Yaps,,, dan itu benar adanya. Aku memang tipe yang tertutup dan tak suka membicarakan tentang diriku sendiri. Aku malah lebih suka mendengar tentang cerita orang lain. Aku suka jika orang lain berbagi ceritanya padaku. Lalu otakku menebak tentang apa yang ia rasakan dan pikirkan. Tetapi terkadang akupun merasa butuh untuk didengarkan.
Dan setelah kupikir-pikir lagi ternyata aku sebenarnya bukan tipe yang tertutup hanya saja tekadang aku tak tahu bagaimana cara menceritakan tentang diriku sendiri atau perasaanku. Kata lainnya, aku sendiri belum mengenal diriku secara utuh. Aku masih bingung sebenarnya aku orang baik atau jahat? Apakah aku pendiam atau banyak bicara? Apakah aku tipe pemberani atau penakut? Yaps, sampai saat ini aku masih terus mencari tentang diriku yang sebenarnya seperti apa.
Dan dengan menulis seperti ini, aku berusaha menemukan diriku yang seutuhnya. Menulis seperti ini membantuku menyelami tentang perasaan dan pikiranku sendiri. Aku jadi sadar bahwa salah satu alasanku menulis adalah agar aku bisa berkomunikasi dengan diriku sendiri. Berhasil menumpahkan perasaan dan pikiranku dalam bentuk tulisan selalu membuatku bahagia. Sekarang aku jadi tahu bahwa aku menulis bukan karena hobby tetapi karena aku memang membutuhkannya. Aku menulis untuk membuat jiwaku lebih sehat dan agar aku semakin mengenal tentang diriku yang sesungguhya. Aku merasa butuh untuk mengenal diriku sendiri, agar aku bisa mencintainya. Dan aku butuh untuk belajar mencintai diriku sendiri agar aku bisa membagi cintaku ke orang lain. Atau agar aku berani untuk menerima cinta dari orang lain. Dan aku memulai itu dari menulis ^_^
Source: pinterest.com |
Bagi saya, menulis adalah berbagi..
ReplyDeleteSetuju,, menulis adalah berbagi
DeleteBerbagi cerita, berbagi kenangan, berbagi perasaan, tp paling suka berbagi pengalaman...sama seperti blog nya Mas Anggara.. pengalaman menjelajah indonesianya kereeeennn pake banget ^_^
Waduh.. Saia mah cuma traveller lokalan..
ReplyDeleteMasih banyak yang lebih hebat lagi daya jelajahnya.. hehe
Kalau sudah suka menulis, sehari aja nggak nulis pasti serasa ada yang kurang :P
ReplyDeleteTulisan tidak akan mati meskipun Kita mati...
ReplyDeletebener banget,,,,tulisan akan tetap ada meski kita telah tiada T_T
Deletethanks udah mampir