Aku
tidak tahu kenapa menulis menjadi sebuah pekerjaan yang sangat sulit kulakukan.
Padahal ide-ide sepertinya sedang meletup meletup di otak ku, tetapi sangat
sulit sekali rasanya menuangkan nya dalam bentuk kata-kata. Aku kesulitan dalam
penciptaan rangkaian kalimatnya, penyusunan alurnya, penggambaran setting
tempat dan waktunya serta penggambaran tokohnya. Berarti aku mengalami
kesulitan hampir di tiap tahap penulisan. Padahal ketika membaca sebuah karya
tulisan baik itu cerpen atau novel, aku merasa kalau aku pun pasti bisa menulis
seperti itu, membaca sebuah karya terlihat sangat mudah mungkin karena kita
tidak mengalami sendiri bagaimana sang penulis berusaha sangat keras menemukan
ide, berpikir berulang-berulang untuk menciptakan alur dan berkali-kali
melakukan revisi untuk melahirkan sebuah tokoh lengkap dengan karakter khasnya.
***
***
Kata
salah satu buku penulisan yang kubaca, menulis bisa menjadi sebuah pengalaman
mudah dan menyenangkan saat kita bisa menulis dengan menjadi diri sendiri. Mulai menulis dengan
hal yang paling mudah yaitu menceritakan
pengalaman berkesan yang bisa menjadi bahan perenungan juga buat orang lain
agar lebih berhati-hati. Untuk sebuah pemulaan, menulis sebuah cerita pendek
mungkin bisa jadi pilihan. Menulis saja dulu tanpa harus memperhatikan tata
bahasa, pengaturan tanda baca atau tentang ejaan yang disempurnakan. Menulis
saja dulu, biarkan cerita dan pengalaman itu mengalir apa adanya dan langsung
selesaikan dalam sekali duduk atau tanpa jeda. Agar pengalaman atau ide yang
sudah ada di otak bisa langsung dituang dalam bentuk kata-kata. Melakukan
penundaan dengan dalih untuk mencari udara segar atau menciptakan ide baru
hanya akan membuat kita menjadi sosok penunda-nunda yang nantinya bakal
menciptakan tulisan sepotong-sepotong tanpa akhir yang jelas, akhirnya tulisan
akan bernasib sama dengan luntang lantung TKW ilegal yang diberangkatkan ke
Luar Negeri tanpa ada kejelasan nasib. Jadi untuk menghindari hal tersebut,
sebelum menulis buatlah dulu kerangka tulisan di kertas berupa coret-coretan
tentang isi tulisan mulai dari awal hingga ending. Coretan – coretan akan
menjadi peta yang akan menjadi petunjuk tulisan akan dibawa kemana.
Nah,
setelah melalui proses penuangan ide dalam bentuk tulisan utuh dari awal hingga
akhir. Istirahlah dulu, biarkan otak kita mengendurkan urat-urat sarafnya. Dan
simpan tulisan di tempat yang tak mudah dijamaah orang lain atau hewan-hewan
nakal yang mungkin akan tertarik untuk menggigit-gigit kertas atau memakannya.
Biarkan tulisan itu istirahat juga untuk sejenak. Setelah tubuh dan otak sudah
merasa segar, barulah kita buka kembali tulisan lama itu dan membacanya kembali
lalu melakukan revisi-revisi pada bagian-bagian yang dirasa perlu diperbaiki
mencakup penggunaan tanda baca yang benar dan sesuai dengan kaidah ejaan yang
disempurnakan. Setelah kita merasa cukup bagus, mintalah teman atau anggota
keluarga untuk membacanya dan memberikan kritikan sebelum tulisan-tulisan itu
benar dikirim ke penerbit. Setelah kita yakin tulisan itu sudah bagus dan bisa
diterima khalayak umum barulah kita mencoba peruntungan mengirimkan nya ke
penerbit atau redaksi media massa yang tepat, maksud saya jangan sampai tulisan
kita membahas soal permasalahan remaja kita malah mengirimkan nya pada majalah
dewasa. Pasti tulisan kita bakal ditolak karena tidak sesuai dengan visi dan
misi majalah. Jadi pandai-pandai memilih penerbit atau redaksi yang dituju ya... Wassalam ^_^
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan