Beberapa waktu lalu rekan-rekan di tempat kerjaku heboh membicarakan tentang kasus anak muda berumur 18 tahun yang gantung diri. Kasus gantung diri tersebut heboh karena anak muda tersebut gantung diri setelah video call dengan pacarnya. Saya sendiri hanya mendengar berita ini dari cerita teman-temanku (Jadi sebelumnya Mohon maaf, bukan bermaksud untuk menghakimi atau menjelek-jelek'kan almarhum lewat postingan ini. Tetapi saya menulis ini supaya jadi pelajaran buat diri saya pribadi). Sebelumnya Ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya untuk keluarga yang ditinggalkan. Semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan.Amin ...
Jadi berita di media sosial mengatakan bahwa Anak muda ini tewas gantung diri setelah bertengkar hebat dengan kekasih hatinya. Anak muda tersebut sempat menyampaikan keputusannya untuk gantung diri pada kekasihnya lewat video call. Saya juga belum tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi mengetahui hal itu saja sudah membuat hatiku teriris. Dan setelah googling, ternyata kasus seperti ini bukan kali pertama terjadi. Ada beberapa kasus lain yang serupa. Dari Website Kumparan.com memberitakan tentang seorang pria melakukan bunuh diri sambil menyiarkannya di Facebook. Dan diberitakan juga bahwa keputusan nekat tersebut diambil karena ditinggal oleh sang Istri.
Ada juga seorang pria yang bunuh diri dengan menembakkan senapan di dadanya. Dan penyebabnya lagi-lagi karena persoalan hati. Pria tadi memutuskan bunuh diri karena baru saja patah hati. Dan lagi-lagi ia melakukan bunuh diri tersebut sambil siaran langsung di Facebook. Bagaimana mungkin ia merekam dirinya sendiri saat menanti malaikat maut menjemput??? Ahhh, apa yang sedang ada di kepala mereka saat mengambil keputusan tersebut. Tidakkah dia berpikir bahwa masa depannya masih panjang? Tidakkah ia berpikir bahwa selain pujaan hati yang telah mencampakkannya, masih ada kemungkinan untuk menemukan pujaan hati yang baru. Tidakkah ia berpikir tentang keluarga yang akan ditinggalkan akan merasa sangat sedih dan terpukul atas kepergiaannya.
Lalu mari merenung sejenak,,, sebenarnya siapa yang salah? Salah media sosial kah? Salah TV dan Internet kah? Atau salah mereka sendiri... kenapa bisa punya pikiran dangkal seperti itu. Tetapi sebagai sesama manusia, tak pantaslah diri kita menjudge orang lain seperti itu. Karena bukan kita yang menjalani hidup mereka. Kita tak pernah tahu apa yang benar-benar mereka rasakan. Hal serupa bisa juga menimpa saudara, teman, atau anak kita. Keputusan nekat untuk bunuh diri bisa karena banyak faktor. Dan salah satunya adalah karena merasa dirinya tak lagi berharga dan tak pantas lagi untuk dicintai. Jika seseorang merasa seperti itu dan hatinya menjadi hancur lebur. Ia merasa dunianya telah berakhir. Dan tak punya alasan lagi untuk hidup. Saat seperti ini setan akan menyerbu dari berbagai arah dan berbisik agar ia mengakhiri saja hidupnya. Dengan begitu masalah akan selesai. Orang yang tak punya siapa-siapa lagi untuk berbagi bebannya pasti akan mendengar bisikan setan-setan tadi. Dan akhirnya tindakan bunuh diri nekat ia lakukan. Seandainya saja iman masih ada di hatinya, ia akan berpikir untuk mengembalikan semuanya pada Tuhan. Seandainya saja ada satu orang yang mau peduli dan mendengar keluh kesahnya, mungkin beban yang ia rasakan sedikit berkurang. Seandainya ada satu orang saja yang mengatakan bahwa ia sangat spesial dan masih sangat dibutuhkan di muka bumi ini. Mungkin ia tak akan memilih jalan pintas tersebut.
Jadi mulai dari sekarang, kenapa kita tak mulai untuk mengatakan Terima Kasih pada sahabat dan rekan-rekan kita. Karena mereka masih setia menemani dan mendengar keluh kesah kita. Kenapa kita tak mengatakan Rasa Cinta dan Sayang kita pada orang tua dan saudara-saudara kita. Karena mereka masih setia menemani hingga saat ini. Kalaupun kita tak memiliki teman atau keluarga tempat berbagi. Kita masih punya Tuhan tempat mengembalikan semua problematika hidup ini. Karena mau tidak mau, suka atau tidak suka, kehidupan kita saat ini suatu hari nanti pasti akan berakhir, entah itu kita siap atau tidak. Dan sadarilah bahwa Tuhan punya alasan tersendiri karena telah menghadirkan kita di dunia ini. Jadi mari nikmati hidup ini selagi masih sempat. Mari terus sebarkan kasih dan cinta kita pada sesama. Karena bisa jadi satu senyuman dari kita akan meringankan rasa sakit hati yang dirasakan orang lain.
Jadi berita di media sosial mengatakan bahwa Anak muda ini tewas gantung diri setelah bertengkar hebat dengan kekasih hatinya. Anak muda tersebut sempat menyampaikan keputusannya untuk gantung diri pada kekasihnya lewat video call. Saya juga belum tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi mengetahui hal itu saja sudah membuat hatiku teriris. Dan setelah googling, ternyata kasus seperti ini bukan kali pertama terjadi. Ada beberapa kasus lain yang serupa. Dari Website Kumparan.com memberitakan tentang seorang pria melakukan bunuh diri sambil menyiarkannya di Facebook. Dan diberitakan juga bahwa keputusan nekat tersebut diambil karena ditinggal oleh sang Istri.
Ada juga seorang pria yang bunuh diri dengan menembakkan senapan di dadanya. Dan penyebabnya lagi-lagi karena persoalan hati. Pria tadi memutuskan bunuh diri karena baru saja patah hati. Dan lagi-lagi ia melakukan bunuh diri tersebut sambil siaran langsung di Facebook. Bagaimana mungkin ia merekam dirinya sendiri saat menanti malaikat maut menjemput??? Ahhh, apa yang sedang ada di kepala mereka saat mengambil keputusan tersebut. Tidakkah dia berpikir bahwa masa depannya masih panjang? Tidakkah ia berpikir bahwa selain pujaan hati yang telah mencampakkannya, masih ada kemungkinan untuk menemukan pujaan hati yang baru. Tidakkah ia berpikir tentang keluarga yang akan ditinggalkan akan merasa sangat sedih dan terpukul atas kepergiaannya.
Lalu mari merenung sejenak,,, sebenarnya siapa yang salah? Salah media sosial kah? Salah TV dan Internet kah? Atau salah mereka sendiri... kenapa bisa punya pikiran dangkal seperti itu. Tetapi sebagai sesama manusia, tak pantaslah diri kita menjudge orang lain seperti itu. Karena bukan kita yang menjalani hidup mereka. Kita tak pernah tahu apa yang benar-benar mereka rasakan. Hal serupa bisa juga menimpa saudara, teman, atau anak kita. Keputusan nekat untuk bunuh diri bisa karena banyak faktor. Dan salah satunya adalah karena merasa dirinya tak lagi berharga dan tak pantas lagi untuk dicintai. Jika seseorang merasa seperti itu dan hatinya menjadi hancur lebur. Ia merasa dunianya telah berakhir. Dan tak punya alasan lagi untuk hidup. Saat seperti ini setan akan menyerbu dari berbagai arah dan berbisik agar ia mengakhiri saja hidupnya. Dengan begitu masalah akan selesai. Orang yang tak punya siapa-siapa lagi untuk berbagi bebannya pasti akan mendengar bisikan setan-setan tadi. Dan akhirnya tindakan bunuh diri nekat ia lakukan. Seandainya saja iman masih ada di hatinya, ia akan berpikir untuk mengembalikan semuanya pada Tuhan. Seandainya saja ada satu orang yang mau peduli dan mendengar keluh kesahnya, mungkin beban yang ia rasakan sedikit berkurang. Seandainya ada satu orang saja yang mengatakan bahwa ia sangat spesial dan masih sangat dibutuhkan di muka bumi ini. Mungkin ia tak akan memilih jalan pintas tersebut.
Jadi mulai dari sekarang, kenapa kita tak mulai untuk mengatakan Terima Kasih pada sahabat dan rekan-rekan kita. Karena mereka masih setia menemani dan mendengar keluh kesah kita. Kenapa kita tak mengatakan Rasa Cinta dan Sayang kita pada orang tua dan saudara-saudara kita. Karena mereka masih setia menemani hingga saat ini. Kalaupun kita tak memiliki teman atau keluarga tempat berbagi. Kita masih punya Tuhan tempat mengembalikan semua problematika hidup ini. Karena mau tidak mau, suka atau tidak suka, kehidupan kita saat ini suatu hari nanti pasti akan berakhir, entah itu kita siap atau tidak. Dan sadarilah bahwa Tuhan punya alasan tersendiri karena telah menghadirkan kita di dunia ini. Jadi mari nikmati hidup ini selagi masih sempat. Mari terus sebarkan kasih dan cinta kita pada sesama. Karena bisa jadi satu senyuman dari kita akan meringankan rasa sakit hati yang dirasakan orang lain.
Halo mba. Terima kasih telah mengingatkan ya mba. Jangan sampai kita menyesal untuk katakan terima kasih kepada orang yang kita sayangi ya mba :(
ReplyDeleteIya bener banget mbak.
DeleteJangan sampai penyesalan datang di akhir
karena seringnya kita baru sadar sesuatu itu berharga setelah ia tak ada T_T
Btw makasih udah mampir
Waah inspiratif banget yaa tulisannya
ReplyDeleteTetap semangat n keep inspiratif yaa
Makasih mbak Ainul udah mampir baca tulisan saya ^_^
Deletekita hrs saling mengingatkan ya mbak
ReplyDeleteterima kasih sharingnya
Iya mbak betul, tugas kita untuk saling ingat mengingatkan dalam hal kebaikan..
DeleteMakasih sudah berkunjung ^_^
Aduh sedih ya :(
ReplyDeleteSuka gak abis pikir knp bunuh diri pakai siaran lansung di FB :(
Kalau menurut saya mungkin ada jg efek medsos yg berpengaruh,krn kita dngan mudahnya bisa melihat kok kyknya hidup org lain enak ya.
Jd penting menyeimbangkan hubungan di dunia maya dan nyata. Utamanya kalau di dunia nyata harus punya banyak teman, juga keluarga yg suka "merangkul" jika ada masalah.
Moga gk ada lg kasus serupa ya mbk TFS
Amin.. Semoga tak terulang kasus serupa yah..
DeleteMakasih sudah berkenan membaca dan mampir disini