Aku tidak seperti bagaimana yang kau sangka selama ini, bahkan aku pun tak mengenal siapa diriku sesungguhnya. Engkau lihat aku mengenakan jubah sebagai pakaian kebesaran yang melindungiku dari keraguanmu namun kau tak melihat betapa banyak kekurangan yang ada pada diriku.
"Aku" yang ada dalam diriku, tinggal di dalam rumah yang senyap dan akan tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya tanpa aku dapat pahami dan tanpa aku dapat dapati.
Engkau tak akan percaya pada kata-kata yang aku katakan setelah sekian lama menggumpal di dalam dadaku, serta apa yang aku lakukan karena kata-kata bagimu hanyalah rancauan kesia-sia an belaka, sementara itu kebenaran sejati hanya ada di dalam pikiran mu sendiri. Dan perbuatan ku hanyalah ilusi semata.
Sahabatku,
Engkau tak dapat memahami pikiran-pikiranku yang berlayar di lautan. Engkau pun tak mungkin dapat memahami mengapa aku harus tetap tinggal di lautan sendiri.
Ketika engkau berkata ini adalah siang hari. Maka aku akan berkata ini adalah malam hari. Tetapi kemudian aku bercerita tentang terik siang yang berdansa melintas di atas bukit dan pada bayangan lembayung yang mencuri jalan menyeberangi lembah. Karena engkau tak dapat mendengar nyanyian kegelapanku dan tak pula dapat melihat sayap-sayapku yang menjelajahi bintang-bintang dan aku merasa kau tak akan pernah mendengar atau melihat. Karena sesungguhnya aku seorang diri menikmati ambang malam.
Sahabatku,
Kau memiliki seni kehidupan yang indah. Kehidupan yang cermat dan penuh kearifan. Bisa dikatakan bahwa hidupmu Maha Sempurna. Lalu aku pun berbicara dengan bijak dan cermat kepadamu. Sekalipun aku gila tetapi aku menopengi kegilaanku. Biarlah aku gila seorang diri saja.
Sahabatku,
Keindahanmu bukanlah keindahanku. Tetapi bagaimana bisa aku menjelaskan padamu untuk mengerti diriku. Sebab jalanku bukanlah jalanmu. Walaupun sebenarnya kita sedang berjalan dan bergandengan tangan bersama... end
Aku suka sekali dengan puisi karya Kahlil Gibran ini. Puisi ini kubaca saat aku masih duduk di bangku SMA. Lalu kemudian kutulis di dalam jurnal harianku. Dan hari ini aku membaca jurnal itu kembali dan aku merasa ingin menulisnya di blog ini. Maknanya dalam sekali... Tetapi tergantung persepsi kita masing-masing. Kalau menurutku puisi ini memberikan pengertian bahwa seorang sahabat yang walaupun kita telah lama menghabiskan waktu bersamanya. Yang mungkin kita telah mengenal watak dan sifatnya luar dalam. Mengenal segala kelebihan dan kekurangannya. Tetapi sebenarnya kita belum mengenal dirinya yang sebenarnya. Kita mungkin tidak tahu berapa banyak dia terluka atau menangis diam-diam. Karena seringnya diri kita hadir saat dia sedang berbahagia saja. Begitukah???
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan