One Day One Post ini merupakan tantangan pertama yang kuikuti untuk mengawali tahun 2021 ini. Di tahun 2020 kemarin aku udah gagal memenuhi target menulis yang sudah kutetapkan untuk diriku sendiri. Di tahun 2020, aku hanya mampu memposting 14 tulisan. Padahal aku memiliki banyak hal yang ingin kutulis tetapi aku selalu menunda menulis dengan berbagai alasan. Akhirnya tulisanku hanya tersimpan di konsep saja.
Oleh karena itu, tahun ini aku kembali untuk menantang diriku lagi. Selama Bulan Januari ini aku akan memposting satu tulisan tiap hari. Dan hari ini udah tanggal 04 Januari 2021. Sedangkan ini baru tulisan ketiga, jadi aku sudah bolos menulis dua hari. Hari ini aku harus mengejar ketertinggalan dengan merapel tulisan hari ini untuk Hari ketiga dan Hari keempat. Jika tak menyelesaikan malam ini, besok tugas menulisku akan bertambah satu lagi.
Dan karena hari ketiga temanya bebas, kita bisa sharing apa aja. Jadi hari ini aku mau berbagi cerita tentang kegagalan-kegagalan ku di tahun 2020 kemarin.
Awal tahun 2020-ku dibuka dengan kegagalanku dalam menjalin hubungan serius dengan seseorang. Sebenarnya itu bukan kegagalan seh, hanya karena kami tak berjodoh saja. Titik
Kegagalan keduaku adalah gagal dalam test CPNS untuk keempat kalinya. Padahal aku sudah belajar keras, latihan soal tiap malam, membaca buku test cpns, menonton video youtube tentang kiat-kiat lulus test CPNS. Dari semua proses belajarku selama masa sekolah, proses belajarku dalam menghadapi test CPNS kemarin adalah proses belajarku yang paling tekun. Tetapi ternyata kerja kerasku belum cukup, doaku juga belum kuat, dan akhirnya aku tetap gagal. Namun setelah kupikir kembali saat ini, ternyata kemarin itu bukan kegagalan, tetapi hanya kesuksesan yang tertunda. Toh aku masih punya kesempatan untuk mencobanya lain kali. Semangat....
Kegagalan ketigaku adalah kegagalan dalam me-manage emosi. Tahun 2020 kemarin tahun terberatku dalam prosesku menjadi karyawan selama 7 tahun lamanya. Kukatakan terberat karena di pertengahan tahun 2020 kemarin, beberapa rekan kerjaku yang sudah kuanggap keluarga, menghilang satu persatu. Ada yang memilih untuk resign sendiri dan ada yang berhenti karena kontrak kerja tidak diperpanjang. Dan ada yang memutuskan angkat kaki sendiri sebelum diberhentikan. Tidak ada mereka di lingkungan kantor membuat suasana kantor berubah drastis. Terlebih lagi, orang-orang baru yang menduduki posisi rekan-rekan lamaku sifatnya bertolak belakang dengan rekan kerjaku yang dulu. Akhirnya terkadang, emosi membuatku jadi tidak profesional. Perasaan pribadi ikut campur dalam pekerjaan. Aku menjadi sering kesal sendiri, emosiku kadang meledak-ledak, hingga membuatku berkata kasar, menghasut teman yang lain untuk membenci orang yang baru. Tanpa sadar aku menjadi sosok pembenci, iri, dengki, dan berbagai penyakit hati lainnya yang menggerogotiku dari dalam. Karena terus-terusan berharap orang lain berubah mengikuti kehendak hatiku, aku menjadi lupa tentang diriku sendiri. Aku menjadi sosok yang lupa bersyukur dan sering diliputi oleh amarah. Aku berharap di tahun 2021 ini, aku bisa menjadi sosok yang lebih baik lagi. Menghilangkan rasa benci, amarah, kesal, iri, dan dengki dari dalam hati.
Kegagalan keempatku adalah kegagalan memanage waktu. Tahun 2020 kemarin, tahun terberatku. Karena berbagai hal aku mengalami depresi ringan, yang membuatku malas untuk melakukan apapun. Aku hanya ingin tidur saja. Tak punya semangat dan harapan. Aku tak ingin melakukan apa-apa. Aku hanya ingin istirahat panjang. Dengan dalih ingin istirahat, aku lupa kalau waktu terus berjalan. Aku dininabobokan oleh rasa malas. Akhirnya waktuku banyak yang habis dengan percuma. Aku berharap di tahun 2021 ini, aku bisa kembali bersemangat, punya harapan besar untuk mensyukuri waktu tiap detiknya dengan melakukan hal-hal bermanfaat. Hingga nanti ketika ajal telah menghampiri, aku tidak merasa menyesal karena telah hidup di dunia ini. Aminn
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan