Hari kelima di tantangan menulis one day one post bertemakan Parenting. Temanya berat, secara diriku masih single, belum punya anak. Jadi untuk tulisan kali ini, yang single bisa memakai sudut pandang anak terhadap orang tua.
Saat terlahir ke dunia, kita tak bisa memilih terlahir jadi anak siapa. Tetapi aku selalu percaya bahwa Tuhan selalu memberikan keputusan terbaik untuk para hamba-hamba nya.
Sejak kecil kita sering mendengarkan bahwa ibu itu adalah Malaikat tanpa sayap yang kasih sayang nya abadi sepanjang masa.Bahkan ada lagunya loh,..
Kasih ibu, kepada beta, tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali,
Bagai Sang Surya menyinari dunia..
Lalu bagaimana dengan ayah?
Ayah itu adalah Sosok Ksatria tanpa kuda yang rela mempersembahkan tetesan darah dan keringat untuk kebahagiaan keluarganya. Dia adalah cinta pertama bagi putrinya. Sosok terhebat yang akan selalu keren.
Walaupun begitu, sama seperti orang tua lain, orang tuaku tetap tidak sempurna.
Beberapa kejadian kecil di masa kanak-kanak cukup memberi trauma tersendiri di hati. Seperti kejadian, saat aku merasa sangat malu karena diomeli di depan umum. Saat aku merasa kecewa karena terus dibandingkan dengan teman yang lain sebaya. Atau saat orang tuaku menyebutkan kejelekan di depan umum. Ada juga saat aku merasa membutuhkan kata semangat dan pujian tetapi orang tuaku tidak memberikannya. Hal - hal itu dulu membuatku berpikir bahwa mungkin jika aku lahir dan dibesarkan oleh orang tua yang berbeda, maka kehidupanku akan terasa lebih baik. Waktu itu aku berpikir, bagaimana bisa orang tuaku tidak sebaik orang tua lain.
Tetapi semakin dewasa, semakin bertambah usia, perasaan trauma itu hilang sedikit demi sedikit. Mungkin karena pengaruh bertambahnya usia, pengalaman dan pengetahuan, trauma masa kecil yang pernah kurasakan mulai kulepaskan dan hilang sedikit demi sedikit.
Sekarang pikiran-pikiran negatif tentang orang tuaku itu sudah tidak ada sama sekali. Di usia ku yang telah menginjak usia kepala 3 membuatku sadar bahwa menjadi orang dewasa itu sangatlah sulit. Apalagi jika harus menjadi dewasa sambil membesarkan anak-anak. Ada banyak sekali masalah datang dari berbagai arah. Beban dan ujian hidup tiap hari semakin bertambah. Hingga kemudian aku bersyukur sebanyak-banyaknya karena aku telah lahir dan dibesarkan oleh orang tuaku sendiri. Karena ayah dan ibuku aku bisa menjadi sosok yang seperti saat ini. Aku menerima banyak cinta dari orang-orang disekitarku. Sahabat dan teman-temanku sering bilang kalau aku adalah "orang yang baik". Saat itu aku sadar bahwa diriku yang sekarang ini adalah hasil didikan dari orang tuaku yang memberikan cinta dan kehangatan tiap hari nya selama hidupku. Kehadiran orang tuaku disisiku selalu menjadi kekuatan terbesar dalam hidupku. Adanya mereka membuatku yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Selelah apapun diriku, aku selalu punya tempat untuk pulang dan beristirahat. Saat aku sakit atau terluka, aku selalu punya orang tua yang akan selalu mengkhawatirkan ku. Mendoakan yang terbaik untuk hidupku tiap detiknya.
Orang tuaku tidak sempurna, tetapi aku yakin cintanya Luar Biasa.
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan