Judul Buku : Life’s Journey, Hidup produktif
dan bermakna
Penulis : Komaruddin Hidayat
Penerbit : Noura Books (PT. Mizan
Publika)
Cetakan : II (kedua) Maret 2014
Tebal Halaman : 243 halaman
Bapak Komaruddin
Hidayat atau biasa dipanggil Mas Komar yang
saat ini mengemban amanah sebagai rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak
awal 2007. Dari tangan nya lahir beberapa buku diantaranya: Agama Masa
depan; Tragedi Raja Midas; Menafsirkan
Kehendak Tuhan; Psikologi Kematian; Psikologi Kematian 2; Passing Over;
Melintas Batas Agama; Politik Panjat Pinang; Psikologi beribadah; Wisdom Of
Life; Membuka mata, Menangkap Makna; Psikologi Agama, Jejak – Jejak Kehidupan;
Spritual Side of Golf; Ungkapan Hikmah; Agama Punya 1000 nyawa; dan tentu saja
buku dengan judul Life’s Journey ini.
Wah, ternyata ada
banyak buku karya Mas Komar ini tetapi saya baru baca yang satu ini, semoga
kedepannya buku dengan judul yang diatas itu bisa menjadi tambahan koleksi tumpukan
buku saya ^_^
Saya tertarik dengan
buku ini setelah membaca blurbs yang ada di sampul belakang, bunyi nya seperti ini “Hidup adalah
perjalanan. Setiap detiknya tak akan dapat terulang lagi. Maka tanyakanlah pada
diri, sudahkan kita membuatnya berarti?”
Jleb... saya lalu
menelah ludah. Pertanyaan terakhir membuat saya agak tertekan, Sudahkan kita
membuat hidup ini berarti?”
Buku ini adalah non
fiksi. Dengan bahasa yang akrab dan
ringan namun mendalam dan terperinci mengajari kita tentang cara hidup yang
benar sebagai manusia. Banyak sekali kata-kata bijak di dalamnya. Yang membuat
kita akan berhenti sejenak dan memikirkan nya dalam-dalam. Buku ini juga berisi
petuah dalam bentuk Ayat-Ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Banyak sekali
kalimat-kalimat bijak di dalamnya, diantaranya:
- Ibarat membangun rumah, semakin mendekati selesai (finishing touch) justru pekerjaan semakin lembut dan memerlukan sentuhan kualitas seni yang tinggi. Tidak lagi terfokus pada aspek material yang kasar. Begitulah tahapan proyek dan misi kehidupan (hal.40)
- “Aku” sesungguhnya adalah makhluk spritual yang dilengkapi sarana fisikal. Ketika kurungan fisik rusak. Aku masih akan hidup terus membawa rekaman apa saja yang telah dilakukan bersama fisiknya (hal.56)
- Orang-orang yang berada di sekeliling kita sesungguhnya adalah cermin hidup yang akan memantulkan karakter siapa diri kita. Kalau pantulan itu buruk, kita harus siap membenahi wajah kita sebagaimana ketika bercermin di depan kaca (hal.68)
- Yang jauh itu waktu yang telah berlalu, Yang besar itu nafsu, Yang berat itu amanah, Yang ringan itu mengingkari janji, Yang abadi itu amal kebajikan, dan Yang Pasti adalah kematian.
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan