Semalam habis nonton drama korea terbaru berjudul “Who are you: School 2015”. Drama korea ini bercerita tentang berbagai macam permasalahan yang terjadi di kalangan para siswa Tingkat Sekolah Menengah. Walaupun drama ini berasal dari korea tetapi saya pikir kisah-kisah di dalam nya juga sering terjadi di Sekolah-sekolah Menengah di Negeri kita. Mulai dari kasus Bully, kasus siswa buangan, kasus anak yang terus dipaksa belajar oleh orang tuanya, hingga kasus siswi yang meninggal di kelas hanya karena teman sekelasnya tak ada yang peduli padanya. Dan kisah yang terakhir ini yang akan saya bahas pada postingan kali ini.
Jadi
di drama korea tersebut di ceritakan ada seorang siswi bernama Go Eun Byul (tokoh utama) yang
sering mendapat sms-sms teror dari temannya yang telah meninggal dunia setahun
yang lalu bernama Ji So jin. Teror-teror terus berlanjut hingga membuat Go Eun
Byul merasa ketakutan dan dihantui oleh perasaan bersalah. Ternyata teror-teror
tersebut dilakukan oleh Kakak Ji So Jin yang tidak terima atas kejadian yang menimpa
adiknya. Sang Kakak tidak bisa menerima kenyataan bahwa adiknya meninggal dunia
hanya karena tak ada seorang pun teman di kelasnya yang peduli padanya. Ji So
Jin ditemukan meninggal dunia di dalam kelas pukul 8 malam. Hasil Forensik
menunjukkan bahwa Ji So Jin meninggal karena penyakit radang selaput otak yang
tiba-tiba menyerangnya pada saat jam pelajaran berlangsung. Ji So Jin yang
selalu mendapat perlakuan tidak baik dari beberapa teman sekelasnya hanya bisa
menahan sakit yang di deritanya dengan cara pura-pura tertidur di dalam kelas. Hingga
jam pelajaran telah usai, tak ada seorang pun teman sekelasnya yang
membangunkan Ji So Jin dan bertanya apakah dia sedang baik-baik saja atau
tidak?. Hingga kemudian semua siswa pulang ke rumah masing-masing dan hanya Ji
So Jin seorang diri yang berada di ruang kelas yang dingin dan gelap menunggu
ajal menjemputnya. Beberapa jam kemudian tubuh Ji So Jin yang sudah kaku dan
tak bernyawa baru ditemukan pukul 08.00 malam. Pihak Keluarga merasa sangat
prihatin karena anaknya harus meninggal dunia hanya karena tak ada seorang pun
yang peduli padanya.
Seandainya ada satu orang saja yang membangunkan Ji So Jin pada saat jam pulang sekolah, atau Seandainya ada satu orang saja yang bertanya pada Ji So Jin apakah dia sedang baik-baik saja atau tidak? mungkin nyawa Ji So Jin masih bisa terselamatkan. Tetapi ternyata tak ada seorang pun temannya yang peduli padanya, termasuk sahabat nya sendiri Go Eun Byul yang berteman dengan Ji So Jin sejak SD.
Pertanyaan "Apakah kau baik-baik saja?" adalah sebuah pertanyaan yang biasa dan mungkin sering kita ucapkan. Tetapi sebuah pertanyaan seperti itu bagi sebagian orang seperti Ji So Jin bagaikan angin sejuk di tengah cuaca panas. Pertanyaan seperti itu adalah sebuah pernyataan bahwa kita sedang mengkhawatirkan orang tersebut dan menganggap nya ada.
Hah,... saya lupa kapan terakhir kali saya bertanya pertanyaan itu pada sahabat saya sendiri. Saat dia pulang dari kantor dan wajahnya sangat lelah. Terlalu sulit bagi saya untuk bertanya pertanyaan itu. Alasan nya saya takut dianggap mencampuri urusan privasi nya. Padahal andaikan saja saya punya memberanikan diri untuk bertanya pertanyaan itu. Mungkin dia akan bersedia menceritakan hari nya yang melelahkan di kantor. Dan mungkin saja setelah dia menceritakan keluh kesah nya, rasa lelah yang tadi dia rasakan bisa sedikit menghilang.
Jadi sudahkah anda bertanya pertanyaan yang sama pada orang disekitar anda???
Seandainya ada satu orang saja yang membangunkan Ji So Jin pada saat jam pulang sekolah, atau Seandainya ada satu orang saja yang bertanya pada Ji So Jin apakah dia sedang baik-baik saja atau tidak? mungkin nyawa Ji So Jin masih bisa terselamatkan. Tetapi ternyata tak ada seorang pun temannya yang peduli padanya, termasuk sahabat nya sendiri Go Eun Byul yang berteman dengan Ji So Jin sejak SD.
Pertanyaan "Apakah kau baik-baik saja?" adalah sebuah pertanyaan yang biasa dan mungkin sering kita ucapkan. Tetapi sebuah pertanyaan seperti itu bagi sebagian orang seperti Ji So Jin bagaikan angin sejuk di tengah cuaca panas. Pertanyaan seperti itu adalah sebuah pernyataan bahwa kita sedang mengkhawatirkan orang tersebut dan menganggap nya ada.
Hah,... saya lupa kapan terakhir kali saya bertanya pertanyaan itu pada sahabat saya sendiri. Saat dia pulang dari kantor dan wajahnya sangat lelah. Terlalu sulit bagi saya untuk bertanya pertanyaan itu. Alasan nya saya takut dianggap mencampuri urusan privasi nya. Padahal andaikan saja saya punya memberanikan diri untuk bertanya pertanyaan itu. Mungkin dia akan bersedia menceritakan hari nya yang melelahkan di kantor. Dan mungkin saja setelah dia menceritakan keluh kesah nya, rasa lelah yang tadi dia rasakan bisa sedikit menghilang.
Jadi sudahkah anda bertanya pertanyaan yang sama pada orang disekitar anda???
Comments
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan