Judul :
Ya Allah, Beginikah pedihnya Sakaratul Maut?, Menengok Detik-detik
terakhir yang sangat menyakitkan dan Penuh
Misteri
Penulis :
Zainul Arifin el Basyier
Penerbit :
Pustaka Almazaya, Yogyakarta
Cetakan : I
(Pertama), Maret 2015
Buku ini bukan novel atau kumpulan kisah, ini buku Non
Fiksi. Liat dari cover nya aja udah ngeri, rasanya takut aja gitu kalau mau
membicarakan soal kematian. Apalagi hal-hal yang berkaitan dengan sakaratul
maut yang katanya akan sangat menyakitkan.
Menurut Hadits HR Bukhari “Kematian yang paling ringan
ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutra. Apakah
batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutra yang
tersobek?” atau menurut HR. Ibnu Abid Dunya “Sakitnya Sakaratul maut itu
kira-kira tiga ratus sakitnya pukulan pedang” Hufttt... tahan nafas sejenak.
Kebayang nggak sakitnya gimana? Jari Teiris pisau aja udah terasa nyeri banget
gimana kalo tiga ratus pedang nancap di badan.
Dalam buku ini dibahas tentang enam tanda kematian sebelum
sakaratul maut, godaan setan di saat sakaratul maut, sakaratul maut yang
menyakitkan, perjalanan Ruh Manusia yang telah mati, hubungan Ruh Orang Mati
dan Hidup, dan masih banyak lagi.
Berikut saya paparkan sedikit tentang detik-detik ketika
seseorang tidak bernyawa lagi berharap
bisa menjadi bahan perenungan buat kita semua. Ketika seorang manusia berada
pada fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku sekitar tiga sampai
empat jam dinyatakan telah meninggal dunia, kemudian memasuki jam ke enam,
darah menggumpal, warna kulit mulai menghitam. Suhu tubuh lantas menurun
drastis, isi perut mulai membusuk sebab mikroba, dn pankreas mulai mencerna
dirinya sendiri. Hingga berselang sekitar dua hari usai kematian, tubuh orang
tersebut menjadi lentur. Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah mulai
menetes keluar dari mulut dan hidung. Kemudian dilanjutkan dengan warna tubuh
yang berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah. Sehingga
beberapa minggu kemudian rambut, kuku, dan gigi mulai terlepas. Kulit seseorang
mulai mencair tatkala usia kematian menginjak sebulan. Sampai akhirnya yang
tersisa hanyalah tulang-belulang dari tubuh (hal.31) Ini baru ditinjau dari
segi medis.
Belum menceritakan bagaimana menyakitkan nya saat
menghadapi sakratul maut. Para sahabat Rasulullah berpendapat bahwa rasa sakit
saat prosesi sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan ke
dalam perut seseorang, selanjutnya ditarik dengan sekuat tenaga. Sehingga
ranting itu pun keluar membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan
meninggalkan yang tersisa. Tak terbayangkan rasa sakitnya seperti apa. Buku ini
tidak berniat menakut-nakuti tetapi hanya memberi peringatan kepada kita semua
agar memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik-baiknya untuk menghadapi sesuatu
yang paling pasti di dunia ini yakni Kematian.
Berikut sebuah puisi dari Almarhum Remi Soetansyah menceritakan tentang peneyesalan seseorang ketika ajal telah menjemputnya
“Andai Hari ini Aku dimakamkan"
Hari ini aku mati
Perlahan
Tubuhku ditutup tanah
Perlahan
Semua pergi
meninggalkanku
Masih terdengar jelas
langkah-langkah terakhir mereka
Yang mengiringi dan
menangisi jenazahku
Ku ingin berteriak
untuk tidak pergi dan meninggalkan ku sendirian
Tetapi suaraku tercegat di kerongkongan
Tubuhku sudah kaku,
suaraku telah hilang
Kini aku sendirian
Di tempat gelap yang
tak pernah terbayang
Sendiri
Menunggu pertanyaan
malaikat
Belahan hati
Belahan jiwa pun telah
pergi
Apa lagi sekedar kawan
dekat atau orang lain
Aku bukan siapa siapa
lagi bagi mereka
Sanak keluarga menangis
Sangat pedih
Aku pun demikian
Tak kalah sedih
Tetapi aku tetap
sendiri
Di sini aku menunggu
perhitungan
Menyesal sudah tak
mungkin
Tobat tak lagi dianggap
Dan maaf pun tak bakal
didengar
Aku benar-benar harus
sendiri
Ya Allah
Jika engkau beri aku 1
lagi kesempatan
Jika engkau pinjamkan
lagi beberapa hari milikmu
Untuk aku memperbaiki
diriku
Aku ingin meminta maaf
pada mereka
Yang selama ini telah
merasakan dzalimku
Yang selama ini
sengsara karena diriku
Ataupun tersakiti
olehku
Aku akan kembalikan
jika ada harta kotor ini
Yang telah kukumpulkan
Yang bahkan kumakan
Yang Allah beri lagi
aku beberapa hari milikmu
Untuk berbakti kepada
Ayah dan Ibu tercinta
Teringat kata-kata
kasar dan keras
Yang menyakitkan hati mereka
Maaf kan aku ayah dan
ibu
Mengapa tak kusadari
betapa besar kasih dan sayangmu
Beri juga Ya Allah aku
waktu untuk berkumpul dengan keluargaku
Menyenangkan
saudara-saudara ku
Dan sungguh – sungguh
beramal sholeh
Aku sungguh ingin
bersujud dihadapan Mu lebih lama lg
Begitu menyesal diri
ini
Kesenangan yang pernah
kuraih dulu
Tak ada artinya sama
sekali
Mengapa kusia siakan
waktu hidup yang hanya sekali ini
Andai aku bisa putar
ulang waktu itu
Aku dimakamkan hari ini
Dan ketika semua
menjadi tak termaafkan
Dan ketika semua
menjadi terlambat
Dan ketika aku harus
sendiri
Untuk waktu yang tak
terbayangkan sampai yaumul hisab dan
Dikumpulkan di padang
mahsyar
Assalamualaikum saudara.. boleh saya tahu buku ini masih ada cetakan baru untuk dijual ?
ReplyDeleteWalaikumsalam Mbak Lydia,, thanks for visiting my blog
DeleteDulu aku beli nya via online, tp lupa websitenya
Kayaknya buku ini dicetak dgn cover baru tetapi tetap dengan penulis yang sama. Silahkan kunjungi website ini http://www.bukabuku.com/browses/product/9786027307070/pedihnya-sakaratul-maut-gelapnya-malam-pertama-di-alam-kubur.html
sama-sama. terima kasih saudari Samaratul sudi membalas comment. jika tidak keberatan, bisa saudari share sedikit isi kandung dalam buku Ya Allah Beginikah Pedihnya Sakaratul Maut.
DeleteActually, I have read this book two years ago, hehehehe jd agak lupa isi keseluruhannya kayak gimana. Trs buku ini skrg lg di pinjam sama teman mbak Lydya. Ttp intinya bukunya membahas ttg kedahsyatan sakaratul maut yg begitu pedih, lebih perih dari tusukan ratusan pedang
Deleteoh i see. hmmm, jadi kalau nanti temannya Samaratul sudah kembalikan buku itu, bisa gak nanti take a photo of several pages inside that book ? i just wanna make sure that content hehehehe :)
DeleteOk Insya Allah ya Lydia.. Hehehe
DeleteNot trouble at all