Skip to main content

Pengalaman ke Kantor Imigrasi Tahap Pertama

Udah tanggal 20 Juni 2017 aja, Hum.. Waktu berlalu sangat cepat

Lalu apa kabar resolusi yang telah kita buat di awal tahun? sudah berjalan berapa persen? atau sudah terwujud semua. Kalau resolusiku baru berjalan beberapa persen saja. Terkait blog, aku berharap tahun ini bisa memposting lebih dari seratus tulisan. Tetapi sampai detik ini aku baru bisa memposting 56 tulisan. Itupun kebanyakan curhat. HAHAHA. Selain terkait blog, di awal tahun aku juga buat resolusi untuk berangkat travelling bersama sahabat-sahabat ku. Tetapi sampai detik ini, rencana perjalanan pun belum ada. Simpanan untuk travelling pun bukannya bertambah, malah semakin terpangkas setiap hari nya. ckckckck. Jadi kuputuskan untuk buat passport terlebih dahulu. Sapa tau dengan adanya pasport di tangan.  Semangat nabung untuk travelling juga semakin tinggi. 

Di kota Makassar sendiri ada dua tempat untuk membuat passport. Pertama, Kantor Imigrasi Kelas I Makassar. Beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Km.13 RT/RW 02/07, Kapasa, Tamalanrea, Makassar-Sulawesi Selatan. Kedua, Unit Layanan Paspor Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar. Beralamat di Komp.Ruko Alauddin Plasa & Town House No.16-17 Jalan Sultan Alauddin Gn.Sari Rappocini Makassar. 

Aku yang kebetulan tinggal di Wilayah Hertasning lebih memilih untuk datang ke Unit Layanan Paspor yang di Alauddin. Hanya butuh beberapa menit, aku sudah bisa sampai disana. Lokasi tempatnya gak terlalu susah untuk di temukan. Cukup cari MC Donald di Alauddin. Nah, Kantor Unit Layanan Pasportnya ada di belakang MC Donald.   


Sebelum kesana, aku udah tanya ke beberapa teman yang udah punya passport, mereka bilang harus datang pagi-pagi sekali untuk ambil nomor antrian. Karena sekarang ada peraturan baru, dimana nomor antrian itu dibuka hanya sampai pukul 10 pagi. Jadi lewati dari itu udah gak boleh lagi. Ada juga teman yang menyarankan untuk buat via online jadi pas ke kantor imigrasi tinggal wawancara. Tetapi aku mau coba yang manual saja. Kata temanku pengurusan nya agak ribet. Prosesnya panjang terus nunggunya lama. Aku jadi penasaran separah apa seh perjuangan untuk buat passport.



Akhirnya setelah semua berkas ku lengkap, aku pun mulai percobaan pertama ke Kantor Imigrasi. Berkas-berkas yang kusiapkan adalah: KTP Asli dan foto copynya, Akta Lahir Asli dan foto copynya, Kartu Keluarga asli dan foto copynya, Ijazah terakhir dan fotocopy nya, NPWP asli dan foto copy nya, Surat Keterangan Kerja dan foto copy nya, NPWP dan foto copynya serta Surat Keterangan Domisili karena KTP ku bukan KTP Makassar. Apakah memang berkas yang diperlukan sebanyak itu? Entahlah, aku cuma jaga-jaga saja. Seandainya diperlukan.

Setelah melengkapi semua berkas, aku pun meluncur ke kantor imigrasi tepat pukul setengah tujuh pagi. Karena masih pagi, lalu lintas belum ramai. Dan aku sampai disana sebelum pukul 07.00 WITA. Dan eng ing eng, yang menunggu di luar kantor imigrasi sudah banyak padahal ini masih pagi sekali. Aku pun menghampiri seorang ibu yang sedang berdiri sambil merapikan berkasnya. Aku lalu bertanya apakah nomor antrian sudah dibuka. Lalu ibu itu bilang antrian sudah buka dari tadi, tinggal masuk ke dalam dan catat nama di buku yang disediakan. Kupikir ada nomor antrian kayak di bank-bank ato pake mesin otomatis ternyata cuma catat nama saja dibuku yang disediakan. Dan aku yang datang sebelum pukul 7 pagi, dapat nomor antrian 137. Luar biasa... berarti untuk dapat nomor antrian di bawah sepuluh harus datang sebelum pukul 5 subuh. 


Dan setelah menunggu, akhirnya petugasnya datang dan berada di meja kerja masing-masing. Beberapa menit kemudian, Petugas lalu memanggil nama yang tertulis di buku tadi. Harusnya prosesnya tidak makan waktu banyak. Karena sekali manggil, petugas nya langsung manggil lima orang dan berkasnya langsung di cek. Tetapi karena banyak yang berkerumun disekitar petugas, akhirnya proses nya jadi lama. Orang yang namanya dipanggil kadang tidak mendengar namanya karena terhalang oleh orang lain. Yang belum dipanggil malah sudah ada di dekat petugas. 

Belum lagi, orang-orang yang berada di dekat petugas dan bertanya ini itu. Satu pertanyaan di jawab muncul pertanyaan yang lain. Satu pergi, yang lain datang. Karena kebanyakan yang buat passport adalah orang-orang tua yang mau berangkat umroh dan haji. Jadilah petugas harus berlaku sopan dan menjawab semua pertanyaan para orang tua tersebut. Akhirnya proses yang harusnya sebentar jadi semakin lama.

ruang di depan petugas jadi sangat full
Aku yang mendapat nomor antrian 137 baru dipanggil pukul setengah sepuluh. Dan setelah melalui perjuangan desak-desakan sambil menanti nomor antrian dipanggil. Menunggu berjam-jam. Ternyata berkasku ditolak petugas. Gara-gara aku tidak memperhatikan kalau tanggal lahir ku di akta kelahiran berbeda dengan yang ada di Kartu Keluarga. wkwkwkwkw luar biasa. Setelah melewati umur seperempat abad aku tidak menyadari kalau tanggal lahirku di kartu keluarga salah. Sedangkan yang ada di Akta lahir, KTP, Ijazah dan kartu-kartu lainnya sudah benar. Dan aku pun pulang dengan tangan hampa. Percobaan pertamaku untuk buat passport gagal. Aku harus mencoba di lain kesempatan. Hahahah ^_^

Ada beberapa tips untuk kamu yang juga ingin mengurus passport:
  1. Sebelum berangkat, pastikan kamu sarapan pagi dulu (Diluar bulan puasa). Karena butuh waktu lama dan tenaga ekstra saat buat passport. Atau setidaknya bawa cemilan dan air minum di dalam tas. Jadi menunggunya sambil makan cemilan. Kali aja cemilan kamu bisa dibagi ke cewek cantik yang duduk di sebelah. Hihihi
  2. Periksa berkas-berkas kamu jauh-jauh hari. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, tempat lahir, dan alamat. Haruslah sama semua mulai dari Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan KTP. Ada yang berbeda sedikit saja, maka berkasmu akan langsung ditolak. 
  3. Jangan lupa bawa alat tulis seperti bolpoin, tipe X dan kertas. Karena ada form yang harus diisi. 

Comments

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang