Skip to main content

KISAH SAHABAT RASULULLAH: SA'AD IBN ABI WAQQASH

Sa'ad ibn Abi Waqqash

     Dialah pemuda yang berkarakter visioner, tidak seperti kebanyakan pemuda jahiliah. Ia pandadi membuat anak panah, handal melempar tombak, sekaligus pintar memperbaiki benda-benda dari besi. Sa'ad memeluk islam, ia berusia tujuh belas dan menjadi orang ketiga (atau keempat) yang memeluk islam. Dan ia selalu bangga dengan hal itu. Suatu saat, ia pernah mengatakan
"Aku pernah diam selama tujuh hari. Dan aku adalah sepertiga islam"
     Sa'ad adalah paman Rasulullah dari garis ibu (Aminah bin Wahab). Keislaman Sa'ad membuat Rasulullah bahagia hingga Rasulullah tak segan membanggakannya. 
"Ini pamanku! Hendaknya setiap orang menunjukkan pamannya kepadaku" kata Rasulullah suatu ketika.


     Tiga hari sebelum memeluk islam. Sa'ad pernah bermimpi. Ia berada dalam kegelapan yang pekat hingga tidak ada sesuatu pun yang bisa ia lihat. Ia tidak tahu harus melangkah kemana. Tiba-tiba muncullah rembulan. Sa'ad mendekati rembulan itu dan melihat beberapa orang yang telah masuk Islam, yaitu Zaid ibh Haritsah. Ali ibn Thalib, dan Abu Bakar ibn Abu Quhafah. Sa'ad terkejut melihat mereka dan berkata
"Sejak kapan kalian disini? tanya Sa'ad
"Satu jam yang lalu," jawab mereka
     Saat terbangun, Sa'ad takjub dengan mimpinya dan berusaha menerka makna di balik mimpi tersebut. Beberapa waktu kemudian, Sa'ad mendengar kabar bahwa Rasulullah menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Karena terdorong rasa ingin tahu, Sa'ad menemui Rasulullah secara langsung. Saat itu, Rasulullah sedang berada di lembah Jiyad dan baru selesai melaksanakan sholat. Dan ternyata bersama Rasulullah ada tiga orang yang pernah Sa'ad lihat dalam mimpi. Sa'ad merasakan keindahan iman yang menelusup ke hati dan mendorongnya untuk segera memeluk islam. Sa'ad merasakan kemuliaan sedang menghampirinya.

    Ibu Sa'ad sangat terkejut mengetahui anaknya telah memeluk agama Islam. Tubuhnya gemetar. Sang ibu merasa tidak percaya bagaimana bisa seorang anak yang berbakti mau menanggalkan agama ayah dan ibunya?
"Agama apa yang kau peluk itu, Sa'ad?" tanya ibunya dengan membentak. 
"Apakah agama itu membuatmu berpaling dari agama ayah dan ibumu?! Tinggalkan agama itu atau aku akan berhenti makan hingga aku mati. Kau akan menyesali kematianku. Dan, orang-orang akan mengenangmu sebagai seorang anak yang membunuh ibunya."
"Jangan kau lakukan itu, ibu!" kata Sa'ad dengan lembut.  Lalu dengan tegas Sa'ad juga mengatakan "Apapun alasannya, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini".
     Sang ibu benar-benar melaksanakan kata-katanya. Tiga hari ia tidak makan dan minum sampai tubuhnya lemah dan akhirnya pingsan. Ia disuapi oleh keluarganya hingga siuman. Sikapnya terhadap Sa'ad tidak berubah. Sa'ad lalu berkata kepadanya,
"Bu, pun jika engkau memiliki seratus nyawa dan satu per satu keluar dari ragamu, aku tidak akan pernah meninggalkan agamaku."
"Semua terserah padamu bu. Mau makan, silahkan. Tidak pun, silahkan!
      Mendengar ucapan Sa'ad itu, sang ibu merasa bahwa apapun yang dilakukan tidak akan mengubah pendirian Sa'ad. 
"Apakah agamamu mengajarkan seorang anak bersikap seperti itu pada ibunya?" Kata Sang Ibu. Lalu atas peristiwa itu, Allah kemudian menurunkan wahyu 

"Kami berpesan kepada manusia agar bersikap baik kepada kedua orang tuanya. Namun, jangan kau turuti jika mereka memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tak kaupahami. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu. Kelak, akan kami kabarkan apa saja yang sudah kalian lakukan"
    (QS AL ANKABUT: 8)


Dituliskan berdasarkan buku "Sahabat Muhammad - Kisah Cinta dan Pergulatan Iman Generasi Muslim Awal" . Ditulis oleh Dr Nizar Abazhah (Penulis Buku Bilik-Bilik Cinta Muhammad). Buku ini menjadi Best Seller di Damasku dan Beirut. Dan buku ini menjadi salah satu buku favoritku sepanjang hidup. Didalamnya memuat beragam kisah kasih sayang, cinta dan kesetiaan para Sahabat Rasulullah. Cocok dibaca kapan saja dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Buatku pribadi, buku ini menjadi salah satu multivitamin saat iman mulai terasa kendor dan surut... 
     
  



Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang