Skip to main content

CERITAKU TENTANG MENONAKTIFKAN AKUN FACEBOOK


Setelah bertahan beberapa bulan, akhirnya minggu pertama bulan ini aku memutuskan kembali untuk menonaktifkan akun Facebook ku. Dua tahun lalu aku juga sempat menon-aktifkan akun Facebook, karena merasa waktu ku banyak sekali terbuang percuma hanya untuk menatap beranda Facebook yang berisikan hal yang tidak membawa manfaat sama sekali. Lalu setelah dua tahun berlalu, aku kembali mengaktifkan akun Facebook tersebut. Hasilnya, setelah sekian lama aku akhirnya temu kangen dengan teman teman sekelas semasa SMA. Dan, berkat mengaktifkan kembali akun Facebook tersebut, aku akhirnya bisa bergabung dalam Group WA teman sekelas semasa SMA. Lumayan lah, bisa bernostalgia dan saling berkirim kabar dan doa-doa terbaik. 

Akhirnya, hampir setiap hari aku akan menyempatkan diri untuk melihat-lihat kabar berita yang ditampilkan oleh Facebook. Baiknya aku bisa melihat banyak sekali kabar-kabar baik dari teman-teman semasa sekolah, mulai dari teman SD, SMP, SMA hingga kuliah. Masya Allah semua teman-temanku terlihat bahagia dengan kehidupan mereka masing-masing. Yah, walaupun ada satu atau dua orang yang masih galau dengan perihal jodohnya yang tak kunjung datang. Yah, same like me... So do I, sist.. But i am not galau seh.. saya selooow.

Lalu, akhirnya aku melihat status terbaru dari guruku semasa SMA. Dia mengupload foto diri beliau bersama adik juniorku. Yaps, aku lumayan kenal dengan wajah itu. Dulu sempat sekali kami akrab karena sama-sama mewakili sekolah untuk ikut perlombaan tingkat kota. Dan, ternyata setelah sekian lama tak pernah mendengar lagi kabarnya. Adik juniorku itu ternyata tahun ini terangkat menjadi salah satu Aparatur Sipil Negara, Masya Allah luar biasa, begitu kataku dalam hati.

Lalu kubaca status guruku tersebut, dia mengatakan begitu berbangga dengan muridnya satu itu yang telah terangkat menjadi dosen dan saat ini sementara menyelesaikan kuliah S3 nya. Wooow, luar biasa.... 

Dan kemudian aku melihat diriku sendiri. Mulailah hati dan otakku bekerja sama menciutkan diriku ke level terendah. Aku mulai membandingkan diriku sendiri dengan adik juniorku yang telah jadi dosen itu. Dan akhirnya aku mendapati diriku bukan apa-apa. Aku bukan siapa-siapa. Aku belum menjadi apa yang kuimpikan dulu.

Iya, dulu... aku pernah bermimpi untuk menjadi seorang dosen. Mengajar para mahasiswa kritis dan menanamkan semangat pantang menyerah pada mereka. Dulu aku pernah bermimpi setelah menyelesaikan S1, aku akan berjuang untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan kuliah ke S2 hingga S3. Dulu aku pernah bermimpi untuk belajar habis-habisan hingga larut malam dan bahkan hingga mimisan. Iyah, dulu aku pernah bermimpi seperti itu. Dan ternyata mimpiku itu telah dicapai oleh adik junior yang dua tahun lebih muda dari usiaku. Dan sekarang aku merasa benar-benar terhempas begitu dalam. 

Aku mulai merasa gagal dalam hidup. Aku mulai bertanya-tanya tentang waktu yang telah aku lewatkan selama ini. Aku mulai bertanya-tanya tentang apa yang kulakukan sejauh ini. Dan akhirnya aku mulai mengutuk diriku sendiri. Hingga sampai kepada level aku mulai tidak bersyukur atas apa yang kupunya saat ini. 

Dan aku merasa hal itu berawal dari status Facebook yang kubaca pagi itu. Semuanya karena media sosial itu. Yang akhirnya membawaku ke perasaan rendah diri dan merasa tak punya apa- apa. 

Sekarang saat kewarasanku sudah sedikit membaik. Aku memutuskan untuk menonaktifkan akun facebook ku. Dan berhenti untuk mencari-cari tahu kehidupan teman-teman ku yang lain. Aku akan hidup di dunia nyata ini. Bukan hidup di dunia maya. Aku akan melihat pencapaian-pencapaian kecilku tiap hari. Mulai dari seberapa banyak orang yang mampu aku buat tersenyum hari ini. Tentang seberapa banyak rasa syukur yang memenuhi hatiku hari ini. Dan tentang seberapa banyak rasa cinta yang bisa kubagikan untuk diriku sendiri dan untuk sekitarku. 

Mungkin sekarang aku belum menjadi apa-apa. 
Mungkin sekarang aku belum mampu menjadi sosok yang kumimpikan dulu.
Tetapi setidaknya sekarang aku tersadar bahwa kehadiranku di dunia ini tidaklah sia-sia. 
Aku mempunyai tujuan kenapa saat ini aku berdiri disini. Ditempatku yang sekarang ini.



Makassar, 09.03.19

Comments

  1. Semangat Kak!
    Kita semua berharga. Jadi mari berkarya atau bweprestasi.
    Tidak perlu harus di bidang akademik, bisa lainnya juga kok.

    Blogwalking juga ya Kak ke blogku. Makasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah benar banget. Mari tetap semangat, berkarya dan menebar kebaikan
      Siap saya akan langsung blogwalking
      Makasih udah mampir

      Delete

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang