Skip to main content

Rindu pada seorang lelaki yang bernama Ayah

Ah... hari ini terbangun dengan kondisi jiwa dan hati yang kurang baik. Gara-gara semalam mimpi buruk. (ini kok jadi kayak lagu ya, semalam aku mimpi..mimpi buruk sekali... tarik mang). Yups... terbawa mimpi pada seseorang, mungkin efek terlalu rindu. Yah... entah sudah berapa lama tak pernah lagi mendengar suaranya dari balik telpon. Ia memang tak banyak bicara. Bahkan saat berada di hadapannya kadang ia kehilangan kata-katanya dan hanya tersenyum padaku...


Ahhh Ayahku... Lelaki pemalu yg memiliki hati yang besar. Dia tak banyak bicara dan sedikit kaku. Tetapi kutau cinta dan kasih sayang nya pada kami anaknya tumpah ruah setiap waktu. 




Ayah yang dulu bertubuh tinggi dan tegap, sekarang nampak memendek dengan badan melebar. Tetapi senyumnya tetap sama seperti dulu. Senyum tulus dari hatinya yang terdalam. Dan wajah yang sama.. wajah yang selalu mengkhawatirkan ku setiap saat. Yang tak berhenti menyebut nama ku dalam tiap doa nya di Penghujung Malam. 


gambar diambil dari www.kuliahdesain.com
Ah Ayah.. tak banyak hal yang bisa kuceritakan tentang mu. Dan ku akui tak banyak hal yang kutau tentang mu. Bukan karena aku tak begitu mengenal mu tetapi memang kau tak banyak bercerita tentang dirimu. Bahkan kata-kata keluhan sangat jarang keluar dari mulutmu. Kecuali satu hal, bahwa kau begitu sulit memahami cara mengoperasikan komputer dan berbagai perangkat di dalamnya. Ah.. ayah, teringat dulu waktu pertama kali kau mengajariku mengenal huruf dan angka. Teringat dulu kau selalu menjadi guru terbaik buat pekerjaan-pekerjaan rumah dari sekolah. Teringat dulu kau selalu menjadi serba tahu menjawab pertanyaan-pertanyaan ku.

Sekarang kau tetap sama, kau tetap guru terbaik untuk ku. Kau tetap serba tahu buat ku. Dan betapa ku sangat bangga saat bisa menjawab pertanyaan dari mu tentang berapa hal. Karena sekarang kita bisa saling berbagi. Ini adalah suatu kebanggan tersendiri buatku. 



Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang