Skip to main content

Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang


Masih dalam rangka menulis untuk #1minggu1cerita dan kali ini temanya adalah tentang Disiplin Diri. Tema ini sangat berat menurut saya. Hehehe karena saya sendiri bukan tipe orang yang disiplin. Bahkan untuk menulis dan memposting satu tulisan satu minggu saja sudah sangat sulit. Syukurlah saat ini aku bergabung di 1minggu 1 cerita. Jadi aku akan tetap berusaha menulis di blog ini walau itu hanya curhatan tidak penting. Katanya Bang Phad "Supaya blognya tidak seperti ruang hampa, maka menulislah walau hanya 1 minggu 1 cerita ^_^"

Dari kecil sudah sering diingatkan bahwa disiplin adalah kunci sebuah kesuksesan. Bahwa disiplin adalah syarat mutlak untuk mencapai sesuatu yang kita impikan. Bahwa Disiplin adalah kualitas pembeda antara orang yang kalah dengan orang yang menang. Bahwa Disiplin adalah jaminan atas kesukesan anda. Dan ada banyak lagi kata-kata bijak lain yang berkaitan dengan Disiplin ini. Mengapa sangat banyak? Karena memang disiplin ini sangat penting untuk kehidupan kita. Dan parahnya, hanya sedikit orang yang berhasil menerapkan sikap disiplin ini dalam keseharian. Dan diriku adalah salah satu dari banyak orang yang sangat susah untuk menerapkan disiplin diri.

Walaupun aku tahu, walaupun aku paham betul, tetap saja disiplin ini sangat sulit untuk kulakukan. Seringnya kata-kata itu hanya melekat sepintas di otakku lalu menghilang bersama angin. Seringnya sikap disiplin ini kutuliskan di jurnal harian, berjanji akan menerapkannya, tetapi yang terjadi janji hanya tinggal janji. 

Sama dengan waktu SD dulu. Saat mendapat tugas membuat agenda kegiatan sehari-hari dari Guru Bahasa Indonesia. Waktu itu, kuingat diriku mengerjakannya dengan sangat antusias. Aku menetapkan dalam hati, bahwa agenda yang kubuat ini akan kujalankan sebaik-baiknya dan kutaati hingga menjadi kebiasaan baik. Lalu kususun agenda kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali dengan sangat sempurna. Membagi waktu untuk istirahat, untuk belajar, untuk bermain, dan membantu ibu di rumah. Kemudian kutempel di dinding kamar. Tentunya setelah kuhiasi dengan berbagai macam warna dan bunga-bunga. Tujuannya supaya aku tidak jenuh saat melihatnya. Lalu keesokan harinya mulai kulaksanakan. Kupasang alarm agar bisa bangun pagi seperti yang kususun di agenda kegiatanku. 

Susunannya kurang lebih seperti ini: Pukul 05.00-06.00 pagi: Bangun pagi, Mandi Pagi, Shalat Subuh, Membaca Al Qur'an. Pukul 06.00-06.45: Membaca buku pelajaran lalu Sarapan pagi. Pukul 06.45-13.30: Berangkat kesekolah dan melakukan Kegiatan belajar di sekolah. Pukul 14.00-15.30: Makan siang, cuci piring, mengulang pelajaran, Mandi Sore lalu Sholat Ashar. Pukul 16.00-18.00: Membersihkan rumah, Main bersama adek, lalu menonton TV. Pukul 18.00-20.30: Sholat Maghrib, mengaji, Sholat isya, membantu ibu, Makan malam, cuci piring, lalu mengerjakan PR. Pukul 21.00: Tidur. 

Di hari pertama, kedua, dan ketiga aku sangat bersemangat untuk menjalankan agenda itu dengan sebaik-baiknya. Hari keempat dan kelima, aku mulai jenuh dan bosan. Hari keenam dan ketujuh, aku mulai menghilangkan beberapa agenda kegiatan yang sulit kukerjakan seperti mengulang pelajaran dan mandi sore (*hohoho dasar anak nakal). Hari kedelapan, aku berhenti melaksakan agenda itu. Hari kesembilan dan seterusnya tempelan agenda kegiatan itu dipenuhi sarang laba-laba, berdebu, dan akhirnya copot sendiri dari dinding kamarku. *ckckkckc   

Menjaga kedisiplinan itu sulit sekali. Makanya butuh kesabaran dan semangat pantang menyerah. Yang kutahu, untuk menjaga sikap disiplin diri dan menjadikannya sebuah kebiasaan maka dibutuhkan waktu 40 hari. Segala kebiasaan baik yang hendak kita bangun harus kita ulang-ulangi sampai 40 hari tanpa terputus. Sekali terputus, maka kita harus mengulangi lagi dari awal. Sebaliknya, dengan pengulangan dan latihan terus menerus selama 40 hari, keahlian atau kebiasaan apapun itu, kalau kita bertekad untuk menguasainya maka kita pasti bisa. Untuk lebih jelasnya silahkan baca buku dari Felix Siaw "How To Master Your Habits" 

Disiplin itu sangat berat dan menyakitkan. Terutama jika kita harus bertarung melawan kesenangan diri sendiri. Memaksakan diri untuk tidur lebih sedikit agar bisa bekerja lebih banyak. Memaksakan diri untuk melawan rasa malas agar tubuh lebih banyak bergerak. Memaksakan diri untuk melawan rasa ingin makan lebih banyak agar tubuh tidak jadi bengkak, dan timbunan lemak dimana-mana. Hal itu sangat berat untuk dilakukan,,, akan selalu ada bisikan-bisikan jahat yang muncul dari dalam diri agar menunda untuk melakukan kebiasaan baik itu. 

"Bagaimana kalau olahraga paginya dimulai besok saja, hari ini boleh tidur sepuasnya dulu"

"Bagaimana kalau menulisnya pagi hari saja, malam ini boleh nonton dulu"

Yah, bisikan untuk menunda-nunda seperti itu yang seringkali menghancurkan pertahanan disiplin diri. Tetapi para mental pemenang akan sadar bahwa rasa sakit dan penderitaan yang dirasakan untuk menerapkan disiplin pada diri itu sifatnya hanya sementara. Sedangkan hasil yang bisa kita dapatkan berefek untuk selamanya. 

Filsuf Yunani Plato mengatakan bahwa kemenangan pertama dan terbaik adalah menaklukan diri sendiri. 
Sedangkan Oswald Sanders mengatakan bahwa Orang hanya bisa mencapai potensi maksimal mereka dengan disiplin.
Sedangkan Aristoteles berkata bahwa Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Keunggulan bukanlah sebuah tindakan melainkan sebuah kebiasaan.

Jadi, jika ingin menjadi pribadi yang baik. Mari mulai mendisiplinkan diri dengan hanya berpikir yang baik, berbicara yang baik, dan melakukan hal yang baik saja.Sebab apa???
sebab Kita adalah apa yang kita lakukan berulang ulang


Comments

  1. Setuju quote nya, alah bisa karena biasa, dipaksa :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahah,,bener.. ala bisa karena sering dipaksa..
      makasih udah mampir

      Delete
  2. Setuju quote nya, alah bisa karena biasa, dipaksa :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang