Skip to main content

Menjadi Penulis... Why Not???

Aku tidak tahu kenapa menulis menjadi sebuah pekerjaan yang sangat sulit kulakukan. Padahal ide-ide sepertinya sedang meletup meletup di otak ku, tetapi sangat sulit sekali rasanya menuangkan nya dalam bentuk kata-kata. Aku kesulitan dalam penciptaan rangkaian kalimatnya, penyusunan alurnya, penggambaran setting tempat dan waktunya serta penggambaran tokohnya. Berarti aku mengalami kesulitan hampir di tiap tahap penulisan. Padahal ketika membaca sebuah karya tulisan baik itu cerpen atau novel, aku merasa kalau aku pun pasti bisa menulis seperti itu, membaca sebuah karya terlihat sangat mudah mungkin karena kita tidak mengalami sendiri bagaimana sang penulis berusaha sangat keras menemukan ide, berpikir berulang-berulang untuk menciptakan alur dan berkali-kali melakukan revisi untuk melahirkan sebuah tokoh lengkap dengan karakter khasnya.
***



Kata salah satu buku penulisan yang kubaca, menulis bisa menjadi sebuah pengalaman mudah dan menyenangkan saat kita bisa menulis dengan  menjadi diri sendiri. Mulai menulis dengan hal yang paling mudah yaitu  menceritakan pengalaman berkesan yang bisa menjadi bahan perenungan juga buat orang lain agar lebih berhati-hati. Untuk sebuah pemulaan, menulis sebuah cerita pendek mungkin bisa jadi pilihan. Menulis saja dulu tanpa harus memperhatikan tata bahasa, pengaturan tanda baca atau tentang ejaan yang disempurnakan. Menulis saja dulu, biarkan cerita dan pengalaman itu mengalir apa adanya dan langsung selesaikan dalam sekali duduk atau tanpa jeda. Agar pengalaman atau ide yang sudah ada di otak bisa langsung dituang dalam bentuk kata-kata. Melakukan penundaan dengan dalih untuk mencari udara segar atau menciptakan ide baru hanya akan membuat kita menjadi sosok penunda-nunda yang nantinya bakal menciptakan tulisan sepotong-sepotong tanpa akhir yang jelas, akhirnya tulisan akan bernasib sama dengan luntang lantung TKW ilegal yang diberangkatkan ke Luar Negeri tanpa ada kejelasan nasib. Jadi untuk menghindari hal tersebut, sebelum menulis buatlah dulu kerangka tulisan di kertas berupa coret-coretan tentang isi tulisan mulai dari awal hingga ending. Coretan – coretan akan menjadi peta yang akan menjadi petunjuk tulisan akan dibawa kemana.




Nah, setelah melalui proses penuangan ide dalam bentuk tulisan utuh dari awal hingga akhir. Istirahlah dulu, biarkan otak kita mengendurkan urat-urat sarafnya. Dan simpan tulisan di tempat yang tak mudah dijamaah orang lain atau hewan-hewan nakal yang mungkin akan tertarik untuk menggigit-gigit kertas atau memakannya. Biarkan tulisan itu istirahat juga untuk sejenak. Setelah tubuh dan otak sudah merasa segar, barulah kita buka kembali tulisan lama itu dan membacanya kembali lalu melakukan revisi-revisi pada bagian-bagian yang dirasa perlu diperbaiki mencakup penggunaan tanda baca yang benar dan sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan. Setelah kita merasa cukup bagus, mintalah teman atau anggota keluarga untuk membacanya dan memberikan kritikan sebelum tulisan-tulisan itu benar dikirim ke penerbit. Setelah kita yakin tulisan itu sudah bagus dan bisa diterima khalayak umum barulah kita mencoba peruntungan mengirimkan nya ke penerbit atau redaksi media massa yang tepat, maksud saya jangan sampai tulisan kita membahas soal permasalahan remaja kita malah mengirimkan nya pada majalah dewasa. Pasti tulisan kita bakal ditolak karena tidak sesuai dengan visi dan misi majalah. Jadi pandai-pandai memilih penerbit atau redaksi yang dituju ya... Wassalam ^_^



Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang