Skip to main content

DAY 9: CERITA TENTANG SHOLAT KE MESJID HARI INI

Jadi hari ini lagi libur kantor, terus sepanjang hari hujan. Jadinya mager (*malas gerak) banget. Maunya guling-guling dengan selimut hangat seharian. Atau natap layar laptop saja seharian. Padahal buku yang belum dibaca masih numpuk di sudut kamar, melampai-lambai memohon untuk dibaca. Tetapi entah kenapa pesona layar laptop dengan gambar bergerak lebih memukau dibandingkan dengan deretan huruf di buku. Ckckckc penyakit malasku kambuh lagi.

Dan tanpa terasa sudah pukul 3 lewat. Badanku terasa pegal karena seharian di dalam kamar. Efek kurang gerak. Lalu Adzan berkumandang dari corong mesjid dekat rumah. Adzan sholat ashar kali ini terdengar sangat merdu. Mungkin pengaruh hujan yang menyisakan titik-titiknya saja. Atau karena biasanya aku masih tidur siang saat adzan sholat ashar berkumandang. Dan akhirnya kuputuskan untuk sholat ashar berjamaah di mesjid hari ini. Setelah merasa segar karena telah mandi sore, aku pun melangkah riang ke mesjid. Alhamdulillah langkah kakiku terasa sangat ringan. Dan walaupun sepanjang hari turun hujan, Alhamdulillah jalanan menuju mesjid tidak banjir. Padahal biasanya hujan sebentar saja, sudah menyisakan genangan air dimana-mana. Jarak antara kost-anku dengan mesjid tidak jauh. Cuma terpisah oleh satu lorong saja. Mesjidnya terletak di sebelah jalan raya yang selalu padat lalu lintas. Dan pas di ujung lorong, tiba-tiba hatiku berdesir. Ada bendera putih terpasang. Berarti hari ini ada tetanggaku yang dipanggil untuk menghadap Sang Pencipta.  Ah kematian... hal paling pasti yang akan menimpa setiap yang bernyawa. Dan anehnya kita sering lupa dan terlalaikan oleh urusan dunia. Langkahku menjadi agak melambat karena telah melihat bendera putih tadi. Aku membayangkan suatu hari nanti, bendera putih itu juga akan tertancap di depan rumahku. Menandakan bahwa diriku juga sudah tak ada di dunia. Aku berdoa semoga jika itu terjadi aku bisa kembali pada Nya dalam keadaan Khusnul Khotimah. Amin Ya Rabbal Alamin.

Sesampai di halaman mesjid, hatiku kembali berdesir. Kulihat kakek tua dengan tubuh bungkuk dan tongkatnya sedang jalan tertatih-tatih masuk ke mesjid. Hei, tiba-tiba tamparan keras menyentuh pipiku. Aku yang masih muda. Masih kuat. Dan belum tentu memiliki umur sepanjang kakek itu, seringkali lupa untuk kembali bersujud di mesjid. Seringnya aku malah menunda waktu sholat dengan alasan masih sibuk. Astagfirullah... aku bahkan lupa kapan terakhir kali menginjakkan kaki di mesjid ini. Ramadhan tahun lalu kah? Atau dua tahun yang lalu. 

Aku pun memasuki mesjid. Ada desiran halus yang merayap di hatiku. Ada perasaan damai yang tiba-tiba memenuhi rongga dadaku. Rasanya segala gelisah, kecewa dan kegalaun menguap saat kita bersimpuh disini. Masya Allah sungguh kegembiraan luar biasa bisa merasakan nikmat beribadah seperti ini lagi. Karena tak semua orang diberikan hidayah untuk menikmati hal ini. Di luar sana, masih tersisa titik-titik hujan. Kupikir mesjid akan kosong melompong karena baru saja turun hujan. Kupikir orang-orang akan malas ke mesjid karena jalanan becek dan macet dimana-mana. Tetapi ternyata aku salah. Sebelum Iqamah dikumandangkan, mesjid sudah hampir penuh. Shaf laki-laki hampir penuh. Sedangkan perempuan terisi satu Shaf penuh. Tebakanku salah. Ternyata hanya aku yang selalu cari-cari alasan untuk tidak sholat di mesjid. Na udzubillah min dzalik. Hufftttt...

Sholat berjalan khusyuk. Syukur Alhamudilllah. Semoga amal ibadah kita semua diterima disisiNya. Amin. Beberapa menit sebelum keluar mesjid tiba-tiba hujan turun deras. Beberapa orang terhenti di pintu mesjid. Aku pun tiba-tiba terhenti dan berpikir haruskah menerobos hujan atau menunggu hujannya reda baru pulang. Lalu tiba-tiba kerumunan orang semakin banyak di pintu keluar mesjid. Aku mendekat dan mencari tahu. Ternyata beberapa orang menawarkan kendaraannya untuk mengantar para jamaah pulang. Para pria berbaju gamis putih menuntun langkah para kakek tua menuju mobil. Beberapa lagi membuka jalan agar para orang tua bisa melangkah dengan baik. Masya Allah, bahagia rasanya menemukan masih banyak orang baik di muka bumi. Di jaman sekarang, ketika persaingan semakin kuat, saling sikut menyikut antar saudara, dan bahkan saling tikam untuk bertahan hidup, melihat ada orang lain yang masih punya kepedulian dan peka pada keadaan sekitar membuat hati jadi hangat. Jika masih ada orang baik di sekeliling kita. Kemungkinan dunia menjadi indah akan bisa terwujud. Karena kita jadi tertular untuk berbuat baik juga pada sesama...

Hah... setelah hampir melupakan bahagianya bisa sujud di mesjid. Hari ini saat memutuskan kembali kesana, aku mendapat begitu banyak pelajaran berharga. 

Alhamdulillah.. terima kasih atas nikmatmu hari ini Ya Allah

"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (dari Allah Ta'ala)  (QS AT TAUBAH: 18)



Comments

  1. mama rempong kayak saya gini, bahagia banget bisa sujud lama di masjid. Ya Allah me time yang paling menenangkan itu. Kalau di rumah, duh... pas sujud dijadikan kuda-kudaan sama si kecil :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak rasanya nikmat banget kalo bisa sujud dan lama-lama di mesjid^_^
      Rasa hati maknyes banget... Alhamdulillah

      Delete

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung ^_^
Silahkan meninggalkan komentar jika berkenan

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang