Skip to main content

Review buku Suami Sempurna Karya Nurul F. Huda



Judul              : Suami Sempurna
Penulis           : Nurul F. Huda
Penerbit         : PT Lingkar Pena Kreativa
Cetakan         : Pertama, Desember 2011

Buku ini merupakan karya terakhir Nurul F. Huda. Seorang perempuan penulis yang cukup produktif. Lebih dari 25 buku telah beliau terbitkan hingga kemudian ia sempat vakum dari dunia kepenulisan. Pada tahun 2010, setelah lepas dari vakum, Nurul kembali aktif menulis dan menerbitkan buku. Namun, pada 17 Mei 2011, Nurul F. Huda wafat dalam usia muda, 35 tahun. Semoga amal ibadah beliau di terima disisiNya, Amin.

Menurut Habiburrahman El Zhirazy, Penulis Novel Ayat-Ayat Cinta yang juga menjabat sebagai Ketua Liga Sastrawan Muslim Dunia Wilayah Indonesia, “Nurul F. Huda adalah pribadi yang tawadhu dan memiliki semangat dakwah yang berkobar. Ia meninggalkan kenangan indah yang tak terlupakan”. Sedangkan Menurut Helvy Tiana Rosa, penulis novel Ketika Mas Gagah Pergi, mengatakan bahwa “Tulisan-tulisan Nurul tak perlu bergenit kata, Simpel, to the point, tapi meninggalkan hikmah yang dalam” dan kalau menurut saya sendiri, apa yang dikatakan oleh dua penulis di atas memang benar. Tergambar nyata dari buku terakhirnya ini. Buku ini terdiri dari 14 kisah diantaranya:
  1. Aku adalah ayah
  2. Dua bunda
  3. Bukan Langit dan Bumi
  4. Suami Sempurna
  5. Ningsih
  6. Nada Pasir Kaliadem
  7. Terempas Asa
  8. Mutiara Lembah Hitam
  9. Kembang Desa Maja
  10. Gurat di kertas Putih
  11. Taksi Plat Hitam
  12. Merpati Kelabu
  13. Bunga Berkuah
  14. Bunga Karang


Sedangkan judul buku sendiri diambil dari kisah ke Empat berjudul “Suami Sempurna” bercerita tentang seorang wanita bernama Astri yang berperan sebagai Istri dan Ibu dari 2 orang anak. Suaminya bernama Ari, seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Hanya saja Sang Suami telah mencurahkan seluruh waktu dan pikirannya untuk kerja dan kegiatan sosial. Dan tak pernah berniat ataupun berpikir untuk sedikitpun membantu Pekerjaan Istri di rumah. Kisah dimulai dengan perdebatan Astri dan Ari, hanya karena Ari tidak ingin dititipi oleh Astri, anak mereka yang sedang tertidur. Padahal saat itu, Astri hanya ingin keluar sebentar untuk membeli kerupuk di rumah tetangga. Dan Ari bersikeras agar Astri juga membawa anak mereka yang tertidur ke warung sebelah rumah karena takut anaknya akan menangis dan menggangu aktivitas menontonnya.


Perdebatan-perdebatan seperti itu hampir terjadi setiap hari. Jangankan membantu mengurus pekerjaan rumah tangga, melakukan apa-apa yang menjadi keperluannya di rumah pun Ari enggan. Segala keperluan Ari sebelum berangkat ke kantor seperti Sepatu, Jam Tangan, Tas, Handphone haruslah Asti yang mengurus. Ditambah dengan dua anak mereka yang masih kecil-kecil dan kegiatan sosial di sekitar rumah yang juga harus diurus oleh Asti membuatnya semakin repot. Berbagai cara telah dilakukan Asty untuk menyadarkan suaminya, mulai dari memperlihatkan contoh Sosok Rasulullah Saw, sosok Aktivis dari majalah hingga rekan kuliah Ari yang selalu turun tangan untuk membantu pekerjaan rumah tangga, tetapi tetap saja Ari tidak sedikitpun sadar untuk sedikit bergerak membantu istrinya. Hingga kemudian Asty tersadar bahwa ternyata Ari mencontoh sosok ayahnya yang juga tak pernah sedikit pun turun tangan membantu ibunya mengurusi pekerjaan rumah tangga. Asty tak pernah berharap suaminya menjadi sosok yang sempurna, yang dia inginkan hanyalah sedikit bantuan dan kerjasama dari Sang Suami untuk membantu mengurus persoalan rumah tangga yang tidak mudah itu.

Huffttt... sepertinya kehidupan rumah tangga sulit ya...yeah..siapa juga yang bilang gampang.

Comments

Popular posts from this blog

Surat Noura untuk Fahri (AAC)

Kepada  Fahri Bin Abdillah, seorang Mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia     Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh, Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. Wahai orang yang lembut hatinya,      Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada di hadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.      Wahai orang yang lembut hatinya,       Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian ti

JALAN JALAN KE PERPUSTAKAAN WILAYAH MAKASSAR Yuuk...

Yeay... Libur... Hari ini hari sabtu.. mestinya masih harus masuk kantor. Tetapi karena ahad kemarin masih harus kerja.. jadinya hari sabtu ini bisa libur... Yeay senang nya. Rencana nya mau pulang kampung, lumayan bisa dua hari di rumah. Bisa memecahkan celengan rindu yang rasanya sudah mau meledak.. tetapi gak jadi gara-gara harus menemani adik ku ujian masuk sebuah perguruan tinggi. Tiga tahun lalu aku juga masih ingat saat mengantarnya mengikuti tes Sekolah Menengah Atas. Sekarang dia sudah akan berstatus Mahasiswa. Sepertinya waktu berjalan sangat cepat. Aku dan adikku beda usia 8 tahun, melihat nya sebentar lagi akan masuk Kuliah, membuatku merasa sudah menjadi sangat tua. Aku gak tua tua amat kok... Iyakan? Jadi sementara adik ku mengikuti ujian, aku sibuk keliling-keliling kampus mencari perpustakaan, lumayan bisa berteduh sambil baca buku. Tetapi ternyata, eh ternyata perpustakaan kampus lagi gak buka kalo hari sabtu. Em... jadi saya harus nunggu dimana dong? Dan

Cerita tentang Perjalanan Pertamaku Keluar Negeri

Mimpi untuk jalan-jalan keluar negeri dimulai dari dua tahun yang lalu. Saat senior di tempat kerja yang biasa kupanggil Kak Ayu memberi oleh-oleh gantungan kunci perak bertuliskan Macau. Walaupun cuma gantungan kunci, aku senang bukan main. Karena dapat oleh-oleh dari luar negeri itu sangat langka buatku pribadi, hehehe. Akhirnya sejak saat itu, travelling keluar negeri selalu jadi resolusi di awal tahun. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa terwujud yeay.... Sebelum keluar negeri, aku sudah pernah naik pesawat sekali. Dan itu bukan untuk jalan-jalan tetapi dalam rangka ikut test CPNS di Tangerang (Baca ceritanya disini) . Sejak saat itu, aku berharap bisa naik pesawat lagi. Naik pesawat itu rasanya seru,, hahahah mungkin karena jarang kulakukan, jadinya begitu sangat luar biasa untukku. Aku merasakan jantung dag dig dug saat pesawat tinggal landas, gendang telinga yang mendengung saat pesawat sudah mengudara lalu merasa excited luar biasa saat melihat cantiknya awan-awan yang